Daftar Blog Saya
Jumat, 29 Juli 2016
Kamis, 17 Maret 2016
UJI HISTOPATOLOGI GINJAL, HATI, INSANG DAN USUS IKAN MAS (Cyprinus carpio) YANG TERPAPAR PESTISIDA DAN LOGAM BERAT (Pb)
UJI HISTOPATOLOGI GINJAL, HATI, INSANG DAN USUS IKAN MAS
(Cyprinus carpio) YANG TERPAPAR PESTISIDA DAN LOGAM BERAT (Pb)
Histopatological Test of Kidney, Liver, Gill and Intestine of Common
Carp
(Cyprinus carpio) Exposed by
Pesticides and Heavy Metals (Pb)
M. Iqbal
Fernanda, Hasbi Ilmawan A, Ina
Rahmawati, Raden Nadya D
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor 45363
Email :iqbalfernanda55@gmail.com
ABSTRAK
Histologi adalah cabang
ilmu biologi yang mempelajari tentang
jaringan.Patologi adalah kajian
tentang penyakit atau kajian tentang
adaptasi yang tidak cukup terhadap perubahan-perubahan lingkungan eksternal dan internal. Histopatologi merupakan cabang biologi yang mempelajari kondisi dan
fungsi jaringan dalam hubungannya dengan
penyakit. Histopatologi sangat penting dalam
kaitan dengan diagnosis penyakit karena
salah satu
pertimbangan dalam
penegakan diagnosis adalah melalui hasil
pengamatan terhadap jaringan yang
diduga
terganggu. Teknik pemeriksaaan histopatologi
berguna untuk mendeteksi adanya komponen patogen yang bersifat infektif melalui
pengamatan secara mikroanatomi. Tujuan dari penelitian
ini yaitu
untuk memahami dan mampu menginterpretasi kerusakan jaringan / organ ikan melalui
preparat histopatologi.
Pengamatan dilakukan menggunakan preparat organ dalam ikan mas yang patogen dan
yang normal sebagai kontrol. Hasil pengamatan preparat histopatologi ini adalah
pada preparat patologis sebagian besar terdapat edema, hiperplasia, hipolasia,
dan nekrosis sedangkan pada preparat kontrol keadaan organ dalam normal.
Kata kunci: Histologi,
histopatologi, edema, hiperplasia, hipoplasia, nekrosis
ABSTRACT
Histology
is the branch of biology that studies the network. Pathology is the study of
disease or study of adaptation that is not enough to changes in external and
internal environment. Histopathology is a branch of biology that studies the
condition and function of the network in conjunction with the disease.
Histopathology is very important in relation to the diagnosis of the disease
because one of the considerations in diagnosis is through observation of the
disrupted suspect tissue. Histopathological examination techniques are useful
for detecting the presence of pathogen components that are infective through
mikroanatomi observation. The purpose of this lab is to understand and be able
to interpret damage to tissue / organ preparations of fish through
histopathology. Observations were carried out using preparations organs in carp
pathogens and normal carp as controls. Theresult of observation of
histopathological preparations are within the pathological preparations which
are mostly presence of edema, hyperplasia, hypolasia, and necrosis whereas the
control preparations organ are in normal circumstances.
PENDAHULUAN
Pestisida merupakan suatu bahan yang banyak dijumpai
dan digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari untuk berbagai tujuan
penggunaan termasuk perlakuan yang bersifat pencegahan maupun untuk tujuan
pengendalian organisme pengganggu pada hampir semua sektor dalam masyarakat,
diantaranya sektor kesehatan, pertanian, kehutanan, perikanan, perdagangan,
perindustrian, lingkungan hidup dan di rumah tangga. Pestisida dapat merusak
keseimbangan ekologi, terutama jenis pestisida yang persisten, kandungan
pestisida dalam air memang lebih rendah (Djojosurmarto 2000 ).
Pencemaran logam berat sangat berbahaya bagi
lingkungan. Banyak laporan yang memberikan fakta betapa berbahayanya pencemaran
lingkungan terutama oleh logam berat pada kawasan perairan, baik akibat
penggunaan airnya untuk konsumsi sehari-hari maupun ketika mengkonsumsi biota
air tawar yang hidup di perairan tercemar tersebut. (Supriharyono dalam
Soemirat 2005)
Sebagian dari logam berat bersifat essensial bagi organisme air untuk
pertumbuhan dan perkembangan hidupnya, antara lain dalam pembentukan
haemosianin dalam sistem darah dan enzimatik pada biota (Darmono 1995). Akan
tetapi bila jumlah dari logam berat masuk ke dalam tubuh dengan jumlah
berlebih, maka akan berubah fungsi menjadi racun bagi tubuh (Palar 2004).
Sebagai contoh adalah raksa (Hg), kadmium (Cd) dan timah hitam (Pb).
Timbal (Pb) adalah logam lunak kebiruan atau kelabu
keperakan yang lazim terdapat dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur
mineral-mineral lain, terutama seng dan tembaga. Penggunaan Pb terbesar adalah
dalam industri baterai, kendaraan bermotor seperti timbal metalik dan
komponen-komponennya. Timbal digunakan pada bensin untuk kendaraan, cat dan
pestisida. Pencemaran Pb dapat terjadi di udara, air, maupun tanah. Badan
perairan yang telah kemasukan senyawa atau ion-ion Pb akan menyebabkan jumlah
Pb yang ada melebihi konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian bagi biota
perairan tersebut (Palar 2004).
Logam berat yang terserap oleh tubuh ikan, akan
diikat oleh protein 4 thionein yang disintesis di dalam hati yang kemudian
disebarkan ke seluruh tubuh melalui mekanisme peredaran darah (Soemirat 2005). Toksisitas logam-logam berat yang melukai insang dan
struktur jaringan luar lainnya, dapat menimbulkan kematian terhadap ikan yang
disebabkan oleh proses anoxemia,
yaitu terhambatnya fungsi pernapasan yakni sirkulasi dan eksresi dari insang.
Menurut Darmono (1995) sifat logam berat sangat unik, tidak dapat dihancurkan
secara alami dan cenderung terakumulasi dalam rantai makanan melalui proses
biomagnifikasi.
Tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk memahami dan mampu meng- interpretasikan kerusakan jaringan atau organ ikan mas melalui preparat
histopatologi.
DATA DAN PENDEKATAN
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal
25 November 2015 di Laboratorium Akuakultur Gedung Dekanat FPIK Unpad. Metode
yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode pengamatan langsung dan
metode komparasi dimana preparat organ ikan yang terpapar dibandingkan dengan
preparat organ kontrol.
Uji
histopatologi ini dilakukan dengan mengamati preparat histologi organ insang,
ginjal, hati dan usus ikan uji dan normal yang telah diberi pemaparan bahan
toksik, kemudian keduanya dibandingkan berdasarkan parameter warna, ukuran, ada
tidaknya nekrosis atau tanda dan karakter khusus lainnya. Masing-masing
preparat histologi organ hewan uji (kontrol dan patogen) didokumentasikan.
Alat
dan bahan yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah mikroskop binokuler,
atlas fish histopatology, danpreparat
histopatologi ikan mas akibatpemaparan pestisida dan logam berat (Pb).
Histopatologi yang diamati adalah insang (gill), ginjal (kidney),
hati (hepar) dan usus (Intenstine) dengan membandingkan parameter
warna, ukuran, nekrosis, dll dengan preparat perlakuan kontrol.
HASIL DAN DISKUSI
Histopatologi merupakan
suatu cabang ilmu histologi atau cabang ilmu yang mempelajari organ dan
jaringan tubuh makhluk hidup yang berkaitan dengan kerusakan-kerusakannya
beserta penyakitnya. Histopatologi sangat penting dalam kaitan dengan diagnosis penyakit
karena salah satu pertimbangan dalam penegakan diagnosis adalah melalui hasil
pengamatan terhadap jaringan yang diduga terganggu. Proses diagnosis yang benar
akan dapat ditentukan jenis penyakitnya sehingga dapat dipilih tindakan
preventif dan kuratif (Priosoeryanto 2010).
Penelitian histopatologi yang
dilakukan adalah dengan metode pengamatan pada beberapa organ pada ikan yang
telah terkena paparan bahan toksik pestisida dan juga logam berat. Organ pada
ikan yang diamati pada penelitian histopatologi adalah organ insang,
hati,ginjal, dan usus. Penelitian dilakukan dengan membandingkan preparat
histopatologi yang telah disiapkan dan juga dengan mengamati preparat histologi
sebagai kontrol. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop.
Hasil pengamatan didapatkan bahwa
warna pada organ insang patologis berwarna merah gelap, sedangkan warna pada
preparat insang sebagai kontrol adalah merah terang, dari segi ukuran,preparat
patologis lebih besar dibandingkan preparat normal, sedangkan dari segi
neukrosis atau tanda hitam, pada preparat dan kontrol tidak menunjukan adanya
neukrosis.
Karakteristik khusus yang teramati
pada preparat patologis pada insang teramati adanya edema yaitu peningkatan
volume cairan dalam insang yang terlihat dengan adanya rongga kosong pada
bagian insang, serta menunjukan adanya hiperplasia atau pembesaran kelenjar
atau jaringan pada insang. Perubahan patologis yang paling
umum terjadi pada insang adalah hiperplasia sel-sel lamela insang, yaitu
peningkatan jumlah sel lamela. Hiperplasia terjadi pada tingkat iritasi yang
lebih rendah dan biasanya disertai peningkatan jumlah sel-sel mukus di dasar
lamela dan mengakibatkan fusi dari lamela. Hiperplasia juga mengakibatkan
penebalan jaringan epitel diujung filamen yang memperlihatkan bentuk seperti
pemukul bisbol (clubbing distal) atau
penebalan jaringan epitelium yang terletak di dekat dasar lamela.
Hiperplasia ini dapat
terjadi akibat stimuli kimia dari polutan-polutan, infeksi parasit, bakteri,
dan bentuk pencemaran lingkungan yang lain, misalnya pH yang rendah (Priosoeryanto
2010). Penelitian juga menunjukan bahwa insang
patologis menunjukan adanya difusi lamella. Menurut Robert (2001)
suatu karakteristik perubahan patologis pada insang yang dihubungkan dengan
trauma fisik atau kimia adalah kondisi yang dikenal sebagai telangiektasis.
Telangiektasis ditemukan di ujung lamela atau pada dasar lamela sekunder dan
menyebabkan ruptumya sel tiang. Adakalanya, 2 atau 3 lamela melebur (fusi), dan
biasanya terjadi edema maupun deskuamasi epitel. Telangiektasis (dilatasi lokal
lamela insang) telah dilaporkan terjadi akibat pemaparan, kerusakan mekanis,
bahan toksik, virus, bakteri, toksin bakteri, parasit dan dalam beberapa kasus
defisiensi nutrisi (Priosoeryanto 2010). Pada preparat insang sebagai
kontrol, tidak memperlihatkan adanya karakteristik secara khusus, preparat
kontrol menunjukan keadaan insang yang normal.
|
|
Gambar
1. Struktur Histologi Insang Ikan Mas Kontrol
Keterangan
: a. Edema b. Hiperplasia
Pada organ hati didapatkan bahwa
warna pada organ hati sebagai preparat patologis berwarna merah gelap atau
pekat, sedangkan warna pada preparat hati sebagai kontrol adalah merah cerah
atau terang, dari ukuran dapat terlihat bahwa ukuran hati pada preparat
patologis lebih kecil dibandingkan preparat normal, sedangkan dari segi
neukrosis atau tanda hitam, pada preparat kontrol tidak menunjukan adanya
neukrosis namun pada preparat histopatologis menunjukan adanya neukrosis.
Karakteristik khusus yang teramati
pada preparat patologis pada hati teramati adanya hipoplasia yaitu penurunan
jumlah sel pada jaringan hati. Pada preparat hati sebagai kontrol, tidak
memperlihatkan adanya karakteristik secara khusus, preparat kontrol menunjukan
keadaan hati yang normal.
Gambar 3. Struktur Histologi Hati Gambar 4. Struktur Histologi Hati
Ikan Mas Kontrol Ikan Mas Patologis
Keterangan
: a. Edema
|
|
|
Gambar 5. Struktur Histologi Ginjal
Gambar
6. Struktur Histologi Ginjal
Ikan Mas Kontrol Ikan Mas Patologis
Keterangan :
a. Edema b. Hipoplasia c. Neukrosis
Hasil pengamatan pada ginjal
didapatkan bahwa warna pada organ ginjal sebagai preparat patologi berwarna
merah cerah, sedangkan warna pada preparat ginjal sebagai kontrol adalah merah
gelap atau pekat, dari ukuran dapat terlihat bahwa ukuran ginjal pada preparat
patologis lebih besar dibandingkan preparat normal, sedangkan dari segi
neukrosis atau tanda hitam, pada preparat kontrol tidak menunjukan adanya
neukrosis begitu pula dengan preparat histopatologis yang tidak menunjukan
adanya neukrosis. Karakteristik khusus yang teramati pada preparat patologi
pada ginjal teramati adanya edema yaitu penambahan volume cairan yang ditandai
dengan adanya rongga kosong pada ginjal.
Penelitian juga dilakukan dengan
melihat dan membandingkan organ usus. Preparat histopatologi pada usus
menunjukan beberapa karakteristik organoleptik yang terlihat oleh bantuan
mikroskop.
Hasil pengamatan didapatkan bahwa
warna pada organ usus sebagai preparat histopatologi berwarna merah cerah,
sedangkan warna pada preparat usus sebagai kontrol adalah merah cerah, dari
ukuran dapat terlihat bahwa ukuran usus pada preparat patologis lebih kecil
dibandingkan preparat normal, sedangkan dari segi neukrosis atau tanda hitam,
pada preparat kontrol tidak menunjukan adanya neukrosis namun pada preparat
histopatologis menunjukan adanya neukrosis. Karakteristik khusus yang teramati
pada preparat histopatologi pada usus teramati adanya edema yaitu penambahan
volume cairan yang ditandai dengan adanya rongga kosong pada usus, teramati
pula adanya hipoplasia. Pada preparat usus sebagai kontrol, tidak
memperlihatkan adanya karakteristik secara khusus, preparat kontrol menunjukan
keadaan usus yang normal.
|
|
Gambar 7. Struktur Histologi
Usus Gambar 8. Struktur
Histologi Usus
Ikan Mas Kontrol Ikan Mas Patologis
Keterangan
: a. Hipoplasia b. Hipertrofi
Penelitian menunjukan hasil
pengamatan dari preparat yang terpapar bahan toksik jenis pestisida. Hasil
penelitian menunjukan bahwa organ patologis yang terpapar bahan toksik
menunjukan adanya perubahan dan ciri-ciri kerusakan organ. Perbandingan
dilakukan antara setiap oragan yang terpapar bahan toksik, penelitian
menunjukan bahwa organ yang menunjukan keadaan paling parah karena paparan
bahan toksik jenis pestisida adalah organ hati, hal tersebut ditandai dengan
adanya gejala kerusakan yang paling parah dibandingkan organ lainnya, kerusakan
tersebut meliputi edema, neukrosis, dan hipoplasia. Neukrosis pada hati menunjukan
jumlah yang banyak, artinya kerusakan dalam hati sudah cukup parah. Kerusakan
insang disebabkan oleh pemaparan bahan toksik jenis pestisda yang diregulasi
kemudian akan metabolisme dihati, sehingga hati banyak mengalami kerusakan.
Penelitian juga dilakukan dengan
pengamati preparat yang terpapar oleh bahan toksik jenis logam berat Pb atau
timbal pengamatan dilakukan pada preparat patologis insang dan hati. Preparat
insang dan hati yang teramati dari segi warna sama-sama menunjukan warna yang
pekat, sedangkan dari segi ukuran, terlihat bahwa ukuran insang lebih besar
dari ukuran hati. Pengamatan neukrosis juga menunjukan bahwa pada preparat
patologis pada insang maupun pada preparat hati yang terpapar logam berat Pb
menunjukan adanya neukrosis, dan teramati bahwa jumlah neukrosis pada hati
lebih banyak dibandingkan jumlah neukrosis pada insang. Karakteristik khusus
yang teramati pada insang terdapat adanya fusi lamella, dan pada preparat hati
terdapat edema.
|
Penelitian menunjukan bahwa bahan
toksik jenis logam berat menunjukan pengaruh yang sangat besar dibandingkan
dengan penggunaan pestisida sebagai bahan toksik. Pengaruh logam berat
menunjukan kerusakan yang berat pada organ dalam tubuh ikan dibandingkan dengan
pestisida. Logam berat langsung merusak organ-organ pada ikan, sedangkan
pestisida hanya berperan sebagai racun syaraf.
|
|
Gambar 9.
Struktur Histologi Hati Ikan Mas Gambar 10. Struktur Histologi Insang yang
Terpapar Logam Berat Ikan
Mas yang Terpapar Logam Berat
Keterangan
: a. Edema b. Hipoplasia c. Fusi Lamela
Kesimpulan
Bedasarkan hasil penelitian
menunjukan bahwa organ patologis yang terpapar bahan toksik menunjukan adanya
perubahan dan ciri-ciri kerusakan organ. Hasil perbandingan organ yang terpapar
bahan toksik menunjukan bahwa hati merupakan organ yang menunjukan keadaan
paling parah dibandingkan organ lainnya seperti insang, ginjal dan usus.
Penelitian juga menunjukan bahwa bahan toksik jenis logam berat menunjukan
pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan pestisida sebagai
bahan toksik. Bahan toksik jenis logam berat secara langsung merusak
organ-organ pada ikan, sedangkan pestisida hanya berperan sebagai racun syaraf
pada ikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Darmono.
1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk
Hidup. Cetakan pertama. UI Press. Jakarta
Djojosumarto,
Panut. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida
Pertanian. Kanisius, Yogyakarta. Hal 46.
Palar,
H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi
Lingkungan Logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta
Priyosoeryanto.
2010. Gambaran Histopatologi lnsang, Usus dan Otot Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang
Berasal dari Daerah Ciampea, Bogor. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor
Robert RJ. 2001. Fish
Pathology. W. B.
Saunders,
USA.
Soemirat,
S. 2005. Kesehatan Lingkungan. Gajah
Mada Univ Press. Yogyakarta.
Supriharyono.
2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber
Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
LAMPIRAN
Lampiran
1.
Prosedur
Prosedur
pembuatan preparat histologi
|
|
|
|
|
|
Lampiran 2. Tabel Pengamatan
Histopatologi
Tabel
1. Pengamatan Histopatologi pada Insang
Parameter
|
Kontrol
|
Patologis
|
Warna
|
Merah
Terang
|
Merah
Gelap
|
Ukuran
|
Lebih
Kecil
|
Lebih
Besar
|
Tanda
Hitam(Neukrosis)
|
-
|
-
|
Karakter
Khusus
|
Normal
|
Edema,
Hiperplasia
|
Tabel 2. Pengamatan Histopatologi
pada Hati
Parameter
|
Kontrol
|
Patologis
|
Warna
|
Merah
Pekat
|
Merah
Cerah
|
Ukuran
|
Lebih
Kecil
|
Lebih
Besar
|
Tanda
Hitam(Neukrosis)
|
-
|
-
|
Karakter
Khusus
|
-
|
Edema
|
Tabel 3.
Pengamatan Histopatologi pada Ginjal
Parameter
|
Kontrol
|
Patologis
|
Warna
|
Merah
Cerah
|
Merah
Pekat
|
Ukuran
|
Lebih
Besar
|
Lebih
Kecil
|
Tanda
Hitam(Neukrosis)
|
-
|
Ada
|
Karakter
Khusus
|
-
|
Edema,
Neukrosis, Hipoplasia
|
Tabel
4. Pengamatan Histopatologi pada Usus
Parameter
|
Kontrol
|
Patologis
|
Warna
|
Merah
Cerah
|
Merah
Pekat
|
Ukuran
|
Lebih
Besar
|
Lebih
Kecil
|
Tanda
Hitam(Neukrosis)
|
-
|
Ada
|
Karakter
Khusus
|
-
|
Hipotrofi,
Hipoplasia
|
Tabel
5. Pengamatan Histopatologi pada Insang dan Hati yang Terpapar Logam Berat
Parameter
|
Insang
Patologis
|
Hati
Patologis
|
Warna
|
Merah
Pekat
|
Merah
Pekat
|
Ukuran
|
Lebih
Besar
|
Lebih
Kecil
|
Tanda
Hitam(Neukrosis)
|
Ada
|
Ada
|
Karakter
Khusus
|
Difussi
lamella
|
Edema,
Neukrosis, Hipoplasia
|
Langganan:
Postingan (Atom)