KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah begitu banyak
melimpahkan karunia dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya tanpa tantangan yang berarti, Shalawat teriring salam
semoga tetap terlimpah curah kepada panutan alam yakni Nabi besar Muhammad SAW,
kepada para keluarganya, para sahabatnya sampai kepada kita semua selaku
umatnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah dengan segala
keterbatasan makalah Inbreeding yang merupakan salah satu penunjang mata kuliah
Biokimia Perairan dapat kami selesaikan, semoga dengan segal keterbatasan ini
mampu menjadi acuan atau panduan untuk lebih mendalami mata kuliah Biokimia
Perairan khususnya dalam materi Respirasi sel dan energi.
Dalam
makalah ini masih terdapat begitu banyak kekurangan karena pengetahuan kami
mengenai materinya pun masih belum terlalu jauh serta keterbatasan sumber. Oleh
karena itu segala bentuk kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan makalah ini sangat kami harapkan.
Jatinangor,
November 2014
Penyusun
Kelompok
6
DAFTAR ISI
BAB Hal.
KATA PENGANTAR.................................................................. i
DAFTAR
ISI.................................................................................. ii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................... 1
II PEMBAHASAN
2.1 Respirasi Sel............................................................................... 2
2.2 Respirasi Sel Pada Hewan.......................................................... 2
2.3 Tahapan Respirasi Sel Pada Hewan........................................... 3
2.3.1 Glikolisis.................................................................................. 3
2.3.2 Dekarboksilasi Oksidatif......................................................... 7
2.3.3 Siklus Krebs............................................................................ 8
2.3.4 Transpor Elektron.................................................................... 11
2.4 Respirasi Anaerob...................................................................... 13
2.5 Respirasi Sel Pada Tumbuhan.................................................... 15
2.6 Fotosintesis Pada Tumbuhan...................................................... 18
2.6.1 Reaksi Terang.......................................................................... 18
2.6.2 Reaksi Gelap........................................................................... 20
III KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1 Kesimpulan................................................................................. 22
3.2 Saran........................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 23
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sebuah
sel adalah blok bangunan dasar untuk semua organisme hidup. Sel dianggap
sebagai unit terkecil dari entitas yang hidup dan dapat menciptakan bentuk
kehidupan uniseluler atau kehidupan yang lebih rumit. Sel sangat membutuhkan
ATP untuk memenuhi kebutuhan energi untuk melakukan berbagai tugas daam tubuh,
termasuk menggerakan otot, menjaga organ-organ vital, pembelahan sel serta
replikasi.
Respirasi
sel adalah salah satu cara sel memperoleh energi. Ini adalah fungsi dari
metabolisme sel. Respirasi sel mengubah partikel makanan kedalam air dan
karbondioksida. Didalam setiap sel hidup
terjadi proses metabolisme. Salah satu proses tersebut adalah
katabolisme . Katabolisme
disebut pula disimilasi karena dalam proses ini energi yang tersimpan
ditimbulkan kembali atau di bongkar untuk menyelenggarakan proses-proses
kehidupan.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini
yaitu :
1.
Apa itu respirasi sel?
2.
Bagaimana respirasi sel pada hewan?
3.
Bagaimana tahapan respirasi sel pada hewan?
4.
Bagaimana respirasi sel pada tumbuhan?
5.
Bagaimana tahapan respirasi sel pada tumbuhan?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1.
Mengetahui apa itu respirasi sel.
2.
Mengetahui respirasi sel hewan
3.
Mengetahui tahapan-tahapan dalam respirasi sel hewan.
4.
Mengetahui respirasi sel tumbuhan.
5.
Mengetahui tahapan-tahapan dalam respirasi sel
tumbuhan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Respirasi Sel
Respirasi sel adalah proses
penguraian senyawa organik kompleks secara kimia dengan bantuan oksigen yang
menghasilkan energi yang di gunakan untuk kegiatan hidup makhluk hidup.
Definisi respirasi sel dapat disederhanakan sebagai suatu proses oksidasi bahan
makanan dalam sel tubuh untuk menghasilkan energi. Respirasi sel adalah
salah satu contoh dari proses katabolisme.
Respirasi
sel menghasilkan energi dalam bentuk Adenosin trifosfat (ATP) yang merupakan
sumber energi untuk seluruh kegiatan dan aktivitas makhluk hidup. Bahan baku
yang digunakan dalah respirasi sel adalah sejenis gula yang dikenal dengan
istilah gula heksosa. Proses respirasi sel terjadi dalam beberapa tahap.
2.2 Respirasi
sel pada hewan
Respirasi
sel pada hewan berlangsung di dalam
mitokondria melalui proses glikolisis
,yakni proses pengubahan atom C6 menjadi C3
.Dilanjutkan dengan proses dekarboksilasi oksidatif yang mengubah
senyawa C3 menjadi senyawa C2 dan C1 (CO2).Kemudian
daur krebs mengubah senyawa C2
menjadi senyawa C1(CO2).Pada setiap tingkatan ini
dihasilkan energi berupa ATP (Adenosine Tri Phospat) dan Hidrogen . Hidrogen yang berenergi bergabung dengan
akseptor hidrogen untuk dibawa ke transport electron, energinya di lepaskan dan
hidrogen diterima oleh O2 menjadi H2O.
Di dalam
proses respirasi dihasilkan senyawa antara CO2 yang merupakan bahan dasar
proses anabolisme.Didalam proses respirasi sel bahan bakarnya adalah gula
heksosa .Pembakaran tersebut memerlukan oksigen bebas,sehingga reaksi
keseluruhan dapat ditulis sebagai berikut:
C6 h 12 O6 + 6 CO 2
------------------6CO2
+ 6H 2 O+675 kal
2.3 Tahapan Respirasi Sel Hewan
2.3.1 Glikolisis
Adalah
rangkaian reaksi pengubahan molekul glukosa menjadi asam piruvat dengan
menghasilkan NADH dan ATP.
Sifat – sifat glikolisis
ialah:
a.
Dapat berlangsung secara aerob maupun anaerob
b.
Dalam glikolisis terdapat kegiatan enzimatis dan
Adenosine Trifosfat (ATP)
serta Adenosine Difosfat (ADP)
c. ADP dan ATP berperan dalam pemindahan fosfat dari molukel satu ke
molekul lainnya.
Glukosa sebagai substrat dalam respirasi aerob (maupun anaerob) diperoleh
dari hasil fotosintesis. diawali dengan penambahan satu fosfat oleh ATPO
terhadap glukosa, sehingga terbentuk glukosa -6 fosfat dan ATP menyusut menjadi
ADP. Peristiwa ini disebut fosfolirasi yang berlangsung dengan bantuan enzim
heksokinasi dan ion Mg++ hasil akhir dari fosfolirasi berupa froktusa-1,
6-difosfat dan dari sinilah dimulai
glikolisis.
Langkah-langkah
dalam glikolisis :
1.
Fosforilasi glukosa
Langkah
pertama adalah fosforilasi glukosa (penambahan gugus fosfat). Reaksi ini
dimungkinkan oleh enzim heksokinase, yang memisahkan satu gugus fosfat dari ATP
(Adenosine Triphsophate) dan menambahkannya ke glukosa, mengubahnya menjadi
glukosa 6-fosfat. Dalam proses satu molekul ATP, yang merupakan sumber energi
tubuh, digunakan dan akan berubah menjadi ADP (Adenosin difosfat), karena
pemisahan satu gugus fosfat. Seluruh reaksi dapat diringkas sebagai berikut:
Glukosa (C6H12O6) +
ATP + Hexokinase → Glukosa-6-Phosphate (C6H11O6P1)
+ ADP.
2.
Produksi Fruktosa-6 Fosfat
Langkah kedua adalah produksi
fruktosa 6-fosfat. Hal ini dimungkinkan oleh aksi dari enzim
fosfoglukoisomerase. Kerjanya pada produk dari langkah sebelumnya, glukosa
6-fosfat dan mengubahnya menjadi fruktosa 6-fosfat yang merupakan isomer nya (Isomer adalah molekul yang berbeda dengan
rumus molekul yang sama tetapi pengaturan yang berbeda dari atom). Seluruh
reaksi diringkas sebagai berikut:
Glukosa 6 Fosfat (C6H11O6P1)
+ Fosfoglukoisomerase (Enzim) → Fruktosa 6-Phosphate (C6H11O6P1)
3.
Produksi Fruktosa 1, 6-difosfat
Pada langkah
berikutnya, isomer Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 1, 6-difosfat
dengan penambahan gugus fosfat lain. Konversi ini dimungkinkan oleh enzim
fosfofruktokinase yang memanfaatkan satu lagi ATP molekul dalam proses. Reaksi
dapat diringkas sebagai berikut:
Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1)
+ fosfofruktokinase (Enzim) + ATP → Fruktosa 1, 6-difosfat (C6H10O6P2)
4.
Memisahkan dari
Fruktosa 1, 6-difosfat
Pada langkah
keempat, enzim adolase melahirkan satu pemisahan Fruktosa 1, 6-difosfat menjadi
dua molekul gula yang berbeda yang keduanya isomer satu sama lain. Kedua gula
yang terbentuk adalah gliseraldehida fosfat dan dihidroksiaseton fosfat. Reaksi
berjalan sebagai berikut:
Fruktosa 1, 6-difosfat (C6H10O6P2)
+ Aldolase (Enzim) → gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1)
+ Dihydroxyacetone fosfat (C3H5O3P1)
5.
Interkonversi dari Dua Gula
Dihidroksiaseton
fosfat adalah molekul berumur pendek. Begitu dibuat, itu akan dikonversi
menjadi gliseraldehida fosfat oleh enzim yang disebut fosfat triose. Jadi dalam
totalitas, langkah keempat dan kelima dari glikolisis menghasilkan dua molekul
gliseraldehida fosfat.
Dihidroksiaseton fosfat (C3H5O3P1)
+ triose Fosfat → gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1)
6.
Pembentukan NADH & asam 1,3-Diphoshoglyceric
Langkah
keenam melibatkan dua reaksi penting. Pertama adalah pembentukan NADH dari NAD +
(nikotinamida adenin dinukleotida) dengan menggunakan enzim fosfat
dehidrogenase triose dan kedua adalah penciptaan asam 1,3-diphoshoglyceric dari
molekul fosfat dua gliseraldehida dihasilkan pada langkah sebelumnya. Kedua
reaksinya adalah sebagai berikut:
Fosfat dehidrogenase triose (Enzim) + 2 NAD+
+ 2 H- → 2NADH (reduksi Nikotinamida adenin dinukleotida) + 2 H +
Triose fosfat dehidrogenase + 2 gliseraldehida fosfat
(C3H5O3P1) + 2P (dari sitoplasma) →
2 molekul asam 1,3-difosfogliserat (C3H4O4P2).
7.
Produksi ATP
& Asam 3-fosfogliserat
Langkah
ketujuh melibatkan penciptaan 2 molekul ATP bersama dengan dua molekul asam
3-fosfogliserat dari reaksi phosphoglycerokinase pada dua molekul produk asam
1,3-difosfogliserat, dihasilkan dari langkah sebelumnya.
2 molekul asam 1,3-difosfogliserat (C3H4O4P2)
+ + 2ADP phosphoglycerokinase → 2 molekul asam 3-fosfogliserat (C3H5O4P1)
+ 2ATP (Adenosin trifosfat)
8.
Relokasi Atom
Fosfor
Langkah
delapan adalah reaksi penataan ulang sangat halus yang melibatkan relokasi dari
atom fosfor dalam asam 3-fosfogliserat dari karbon ketiga dalam rantai untuk
karbon kedua dan menciptakan 2 – asam fosfogliserat. Seluruh reaksi diringkas
sebagai berikut:
2 molekul asam 3-fosfogliserat (C3H5O4P1)
+ phosphoglyceromutase (enzim) → 2 molekul asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1)
9.
Penghapusan Air
Enzim
enolase berperan penting dan menghilangkan sebuah molekul air dari asam
2-fosfogliserat untuk membentuk asam lain yang disebut asam fosfoenolpiruvat
(PEP). Reaksi ini mengubah kedua molekul asam 2-fosfogliserat yang terbentuk
pada langkah sebelumnya.
2 molekul asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1)
+ Enolase (Enzim) -> 2 molekul asam fosfoenolpiruvat (PEP) (C3H3O3P1)
+ 2 H2O
10.
Penciptaan
piruvat Asam & ATP
Langkah ini melibatkan pembentukan
dua molekul ATP bersama dengan dua molekul asam piruvat dari aksi piruvat
kinase enzim pada dua molekul asam fosfoenolpiruvat dihasilkan pada langkah
sebelumnya. Hal ini dimungkinkan oleh transfer atom fosfor dari asam
fosfoenolpiruvat (PEP) menjadi ADP (Adenosin trifosfat). Dengan bantuan enzim transfosforilase fosfogliserat serta ion – ion Mg++ asam 1,3-difosfogliserat
kehilangan satu fosfat sehingga berubah menjadi asam-3- fosfogliserat. Selanjutnya asam-3- fosfogliserat menjadi asam-2- fosfogliserat karena
pengaruh enzim fosfogliseromutase. Dengan pertolongan enzim enolase dan ion-ion
Mg++,maka asam-2- fosfogliserat melepaskan H2O dan
menjadi asam-2- fosfoenolpiruvat. Perubahan terakhir dalam glikosis adalah pelepasan satu fosfat dari -2-
fosfoenolpiruvat menjadi asam piruvat. Enzim transfosforilase fosfopiruvat dan
ion-ion Mg++ membantu proses ini sedang ADP meningkat menjadi ATP.
2
molekul asam fosfoenolpiruvat (PEP) (C3H3O3P1)
+ + Piruvat kinase 2ADP (Enzim) → 2ATP + 2 molekul asam piruvat.
Gambar 1.
Glikolisis
Sumber :
Buku BSE biologi kelas XII
2.3.2 Reaksi Antara (Dekarboksilasi Oksidatif)
Dalam suatu reaksi metabolisme terjadi
reaksi yang begitu kompleks. Satu tahap reaksi selesai, maka akan masuk pada
tahapan selanjutnya. Demikian juga pada tahap respirasi
aerobik ini. Senyawa hasil dari tahapan glikolisis akan masuk ke tahapan
dekarboksilasi oksidatif, yaitu tahapan pembentukan CO2 melalui
reaksi oksidasi reduksi (redoks) dengan O2 sebagai
penerima elektronnya. Dekarboksilasi
oksidatif ini terjadi di dalam mitokondria sebelum
masuk ke tahapan siklus Krebs. Oleh karena itu, tahapan ini disebut sebagai
tahapan sambungan (junction) antara glikolisis dengan siklus Krebs. Pada
tahapan ini, asam piruvat (3 atom C) hasil glikolisis dari sitosol diubah
menjadi asetil koenzim A (2 atom C) di dalam mitokondria. Pada tahap 1, molekul
piruvat (3 atom C) melepaskan elektron (oksidasi) membentuk CO2 (piruvat
dipecah menjadi CO2 dan molekul berkarbon 2). Pada
tahap 2, NAD+ direduksi (menerima elektron)
menjadi NADH + H+. Pada tahap 3, molekul berkarbon 2
dioksidasi dan mengikat Ko-A (koenzim A) sehingga terbentuk asetil Ko-A. Hasil
akhir tahapan ini adalah asetil koenzim A, CO2, dan 2NADH.
Gambar 2. Skema dekarboksilasi oksidatif
Sumber : http://4.bp.blogspot.com
|
2.3.3 Siklus Krebs (Siklus Asam Sitrat)
Siklus Krebs adalah
tahapan selanjutnya dari respirasi seluler. Siklus Krebs adalah reaksi antara
asetil ko-A dengan asam oksaloasetat, yang kemudian membentuk asam sitrat.
Siklus Krebs disebut juga dengan siklus asam sitrat, karena menggambarkan
langkah pertama dari siklus tersebut, yaitu penyatuan asetil ko-A dengan asam
oksaloasetat untuk membentuk asam sitrat. Tahap-tahap Siklus Krebs :
a) Tahap I
Enzim sitrat
sintase mengkatalisis reaksi kondensasi antara asetil koenzim-A dengan
oksaloasetat menghasilkan sitrat. Reaksi ini merupakan suatu reaksi kondensasi
aldol antara gugua metal dan asetil koenzim-A dan gugus karbonil dari
oksaloasetat dimana terjadi hidrolisis ikatan tioester dan pembentukan senyawa
koenzim-A bebas. Reaksi ini adalah suatu hidrolisis eksergonik yang
menghasilkan energi dan merupakan reaksi pendorong pertama untuk daur krebs.
b) Tahap
II
Merupakan
pembentukan isositrat dari sitrat melalui cas-akonitat, dikatalisis secara
reversible oleh enzim akonitase. Enzim ini mengkatalisis reaksi reversible
penambahan H2O pada ikatan rangkap cis-akonitat dalam 2 arah, yang
satu ke pembentukan sitrat dan yang lain ke pembentukan isositrat.
c) Tahap
III
Oksidasi
isositrat menjadi α-ketoglutarat
berlangsung melalui pembentukan enyawa antara oksalosuksinat yang berikatan
dengan enzim isositrat dehidrogenase dengan NAD berperan sebagai koenzimnya.
Enzim yang pertama mengkatalisis proses oksidasi isositrat menjadi
oksalosuksinat dan dekarboksilasi oksalosuksinat menjadi α-ketoglutarat. Pengubahan isositrat ke oksaloasetat dapat dihambat oleh
difenilkloroarsin, sedangkan dekarboksilasi oksaloasetat dihambat oleh
pirofosfat.
d) Tahap
IV
Adalah oksidasi
α-ketoglutarat menjadi suksinat melalui pembentukan suksinil koenzim-A, yang
merupakan reaksi yang ieversibel dan dikatalisis oleh enzim kompleks α-ketoglutarat dehidrogenase. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim suksinil
koenzim-A sintetase yang khas untuk GDP. Selanjutnya GTP yang terbentuk dari
reaksi ini dipakai untuk sntesis ATP dari ADP dengan enzim nukleosida difosfat
kinase.
e) Tahap
V
Suksinat
dioksidasi menjadi fumarat oleh enzim suksinat dehidrogenase yang berikatan
dengan flavin adenine dinukleotida (FAD) sebagai koenzimnya. Enzim ini terikat
kuat pada membrane dalam mitokondrion. Dalam reaksi ini FAD berperan sebagai
penerima hydrogen.
f)
Tahap
VI
Merupakan
reaksi reversible penambahan satu molekul H2O ke ikatan rangkap fumarat,
meghasilkan L-malat, dengan dikatalisis enzim fumarase tanpa koenzim. Enzim ini
bersifat stereoospesifik, bertindak hanya terhadap bentuk L-stereoisomer dari
malat. Dalam reaksi ini fumarase mengkatalisis proses penambahan tras atom H
dan gugus OH ke ikatan rangkap fumarat.
g) Reaksi
VII (akhir)
L-malat
doksidasi menjadi oksaloasetat oleh enzim L-malat dehidrogenase yang berikatan
dengan NAD. Reaksi ini adalah endergonik tetapi laju rekasinya berjalan lancer
ke kanan. Hal ini dimungkinkan karena reaksi berikutnya, yaitu reaksi
kondensasi oksaloasetat dengan asetil koenzim-A adalah reaksi eksergonik yang
ireversibel.
Gambar 3. Siklus Krebs
Sumber : Campbell, Reece, & Michell, Biologi 1 ,
hlm.169
2.3.4 Sistem
transport electron
Transport elektron
disebut sebagai reaksi pemanenan energi kimia. Hal tersebut disebabkan karena
transport elektron menghasilkan molekul ATP sebanyak 30 molekul dari elektron
yang dibawa oleh NADH dan FADH2. Reaksi transport elektron terjadi pada membran
dalam mitokondria.
Transport elektron merupakan reaksi yang membutuhkan oksigen sebagai akseptor elektron terakhir. Reaksi penangkapan elektron oleh oksigen akan menyebabkan terbentuknya molekul air (H2O).
Transport elektron merupakan reaksi yang membutuhkan oksigen sebagai akseptor elektron terakhir. Reaksi penangkapan elektron oleh oksigen akan menyebabkan terbentuknya molekul air (H2O).
Kompleks transport
elektron tersusun atas lima kompleks protein, yang masing-masing memiliki
fungsi spesifik.
1. Kompleks
I
Kompleks
I dinamakan NADH reduktase. Fungsi dari kompleks I adalah memecah NADH menjadi
NAD+ dan H+. Pemecahan tersebut akan menyebabkan elektron dibebaskan dari NADH.
Setiap elektron yang dibebaskan akan bergerak melintasi kompleks I, yang
mengakibatkan ion H+ bergerak dari matriks menuju ruang intermembran. Elektron
yang melintasi kompleks I selanjutnya akan ditangkap oleh ubiquinon da dibawa
menuju kompleks III.
2.
Kompleks II
Kompleks II dinamakan suksinat dehidrogenase. Fungsi dari
kompleks II adalah membebaskan elektron yang ada pada FADH2, diikuti dengan
reaksi perubahan suksinat menjadi fumarat. Elektron yang melintasi kompleks II
tidak menyebabkan pergerakan ion hidrogen menuju ruang intermembran. Elektron
juga akan ditangkap oleh ubiquinon, yang akan dibawa menuju kompleks III.
3. Kompleks III
Kompleks III dinamakan dengan sitokrom
reduktase. Elektron dari ubiquinon akan dilalukan melalui kompleks ini.
Pergerakan elektron melintasi kompleks ini menyebabkan ion hidrogen bergerak
dari matriks menuju ruang intermembran. Elektron selanjutnya akan dibawa oleh
sitokrom C menuju kompleks IV.
4. Kompleks IV
4. Kompleks IV
Pergerakan ion pada kompleks IV menyebabkan
aliran ion hidrogen dari matriks menuju ruang intermembran. Selain itu,
elektron akan dikembalikan ke matriks. Proses ini membutuhkan oksigen. Oksigen
berperan sebagai penangkap elektron terakhir. Reaksi penangkapan tersebut
menyebabkan terbentuknya molekul air (H2O).
6.
Kompleks V
Kompleks V merupakan enzim ATP sintase.
Enzim tersebut berfungsi untuk membentuk molekul berenergi, ATP, dari ADP dan
Pi. Ion hidrogen yang dibergerak menuju ruang intermembran menimbulkan gradien
elektrokimia dari ruang intermembran dengan matriks mitokondria. Matriks
kehilangan ion hidrogen karena bergerak ke ruang intermembran menyebabkan
konsentrasi ion H+ yang lebih rendah. Akibatnya, ion hidrogen akan bergerak
menuju kembali ke matriks untuk menyeimbangkan konsentrasi. Akan tetapi,
membran dalam mitokondria impermeabel (tidak bisa dilalui) terhadap ion H+.
Satu-satunya lintasan yang ada adalah kompleks V. Pergerakan ion H+ melintasi
kompleks V digunakan untuk membentuk ATP. Setiap ion hidrogen masuk, maka akan
dibentuk ATP. Jadi, ada kaitannya antara proses lewatnya elektron dalam
kompleks-kompleks sebelumnya dengan pembentukan ATP. Aliran elektron
menyebabkan ion H+ bergerak ke ruang intermembran, akibatnya konsentrasi
berbeda dan ion hidrogen yang kembali ke matriks melalui Kompleks V digunakan
untuk membentuk ATP.
Gambar 4. Transpor elektron
Setiap satu molekul NADH
yang teroksidasi menjadi NAD akan melepaskan energi yang digunakan untuk
pembentukan 3 molekul ATP. Sedangkan oksidasi FADH menjadi FAD, energi yang
lepas hanya bisa digunakan untuk membentuk 2 ATP. Jadi, satu mol glukosa yang
mengalami proses respirasi dihasilkan total 38 ATP.
Tabel berikut menjelaskan perhitungan
pembentukan ATP per mol glukosa yang dipecah pada proses respirasi.
Proses
|
ATP
|
NADH
|
FADH
|
Glikolisis
Dekarboksilasi oksidatif Daur Krebs Rantai transpor elektron |
2
- 2 34 |
2
2 6 - |
-
- 2 - |
Total
|
38
|
10
|
2
|
Dalam
respirasi aerob,Gula heksosa mengalami pembongkaran dengan proses yang sangat
panjang.Pertamakali glukosa sebagai
bahan dasar mengalami fosfolarisasi ,yaitu proses penambahan fosfat kepada
molekul-molekul glukosa hingga menjadi
fruktosa ,ATP dan ADP yang memegang
peranan penting sebagai pengisi fosfat.Adapun pengubahan fruktosa -1,6 –
difosfat hingga akhirnya menjadi CO2 dan H2O dapat dibagi
menjadi empat tahap ,yaitu glikolisis ,reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif)
,siklus krebs ,dan transfer electron.
2.4 Respirasi Anaerob
Oksigen diperlukan dalam
respirasi aerob sebagai penerima H yang terakhir dan membentuk H2O. Bila
berlangsung aktivitas respirasi yang sangat intensif seperti pada kontraksi
otot yang berat akan terjadi kekurangan oksigen yang menyebabkan berlangsungnya
respirasi anaerob. Contoh respirasi anaerob adalah fermentasi asam laktat pada
otot, dan fermentasi alkohol yang dilakukan oleh jamur Sacharromyces
(ragi).
1.
Fermentasi asam laktat
Asam piruvat yang
terbentuk pada glikolisis tidak memasuki daur Krebs dan rantai transpor
elektron karena tak ada oksigen sebagai penerima H yang terakhir. Akibatnya
asam piruvat direduksi karena menerima H dari NADH yang terbentuk saat
glikolisis, dan terbentuklah asam laktat yang menyebabkan rasa lelah pada otot.
Peristiwa ini hanya menghasilkan 2 ATP untuk setiap mol glukosa yang
direspirasi.
CH3.CO.COOH + NADH —–> CH3.CHOH.COOH + NAD + E
(asam
piruvat)
(asam laktat)
Gambar 5. Fermentasi asam laktat
Sumber: mulanovich.blogspot.com
2.
Fermentasi alkohol
Pada fermentasi alkohol
asam piruvat diubah menjadi asetaldehid yang kemudian menerima H dari NADH
sehingga terbentuk etanol. Reaksi ini juga menghasilkan 2 ATP.
CH3.CO.COOH —–> CH3.CHO + NADH —–> C2H50H + NAD + E
(asam
piruvat)
(asetaldehid)
(etanol)
Gambar 6. Fermentasi Alkohol
Sumber : mulanovich.blogspot.com
2.5
Respirasi
Sel Pada Tumbuhan
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan
tumbuhan untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi
cahaya. Fotosintesis juga dapat di artikan proses penyusunan atau pembentukan
dengan menggunakan energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah
matahari yang memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu.
Hasil
dari Fotosintesis adalah glukosa yang dilakukan tumbuhan,
alga,
dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan
air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup
bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya
fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian
besar oksigen yang terdapat di atmosfer
bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut
sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang
ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Proses fotosintesis berlangsung dengan
adanya spektrum cahaya tampak, dari ungu sampai merah, infra merah dan ultra
ungu tidak digunakan dalam fotosintesis.Fotosintesis menghasilkan karbohidrat
dan oksigen, oksigen sebagai hasil sampingan dari fotosintesis, volumenya dapat
diukur, oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat produksi fotosintesis adalah
dengan mengatur volume oksigen yang dikeluarkan dari tubuh tumbuhan.
Kloroplas
Gambar 7. Kloroplas
Sumber : dd-sulaiman.blogspot.com
Kloroplas merupakan organel yang hanya didapati pada tumbuhan
hijau. Organel ini memiliki membran rangkap dua, yaitu membran luar dan membran
dalam. Membran dalam memiliki bentuk perluasan yang disebut lamela. Pada lamela
terdapat modifikasi membran yang menyerupai tumpukan koin yang disebut grana.
Setiap grana disusun oleh thilakoid. Pada thilakoid tersebut terdapat pigmen
fotosintetik. Semua ruang bagian dalam kloroplas berisi cairan yang disebut
stroma.
Tumbuhan
bersifat autotrof.
Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung dari senyawa anorganik.
Tumbuhan menggunakan karbon dioksida
dan air
untuk menghasilkan gula dan oksigen
yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal
dari fotosintesis. Reaksi penghasil glukosa :
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6
(glukosa) + 6O2
Glukosa
dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat
pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi
seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Pada respirasi,
gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan
karbon dioksida, air, dan energi kimia.
Tumbuhan
menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah
yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang
disebut kloroplas. Klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam
fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau
mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam
daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta
kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis
tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya proses
fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang
bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun
penguapan air yang berlebihan.
Gambar
8. Fotosintesis
Sumber
: http://4.bp.blogspot.com
2.6
Proses fotosintesis
Gambar 9. Reaksi Terang dan Reaksi Gelap
Pada
tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun
secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas
berpotensi untuk melangsungkan fotosintesis. Di organel inilah tempat
berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis disebut fotosintat, biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat
terlebih dahulu.
Pada
dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama:
reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan
cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
2.6.1
Reaksi Terang
Tahap pertama dari sistem fotosintesis adalah reaksi terang,
yang sangat bergantung kepada ketersediaan sinar matahari. Reaksi terang
merupakan penggerak bagi reaksi pengikatan CO2 dari udara. Reaksi ini
melibatkan beberapa kompleks protein dari membran tilakoid yang terdiri dari
sistem cahaya (fotosistem I dan II), sistem pembawa elektron, dan komplek
protein pembentuk ATP (enzim ATP sintase). Reaksi terang mengubah energi cahaya
menjadi energi kimia, juga menghasilkan oksigen dan mengubah ADP dan NADP+
menjadi energi pembawa ATP dan NADPH. Reaksi
terang terjadi di tilakoid, yaitu struktur cakram yang terbentuk dari pelipatan
membran dalam kloroplas . Membran tilakoid menangkap energi cahaya dan
mengubahnya menjadi energi kimia. Jika ada bertumpuk-tumpuk tilakoid, maka
disebut grana.
Secara ringkas, reaksi terang pada fotosintesis ini terbagi
menjadi dua, yaitu fosforilasi siklik dan fosforilasi nonsiklik. Fosforilasi
adalah reaksi penambahan gugus fosfat kepada senyawa organik untuk membentuk
senyawa fosfat organik. Pada reaksi terang, karena dibantu oleh cahaya,
fosforilasi ini disebut juga fotofosforilasi.
Keseluruhan perjalanan elektron tersebut disebut siklus non
siklis, karena elektron berjalan dari H2O dan akhirnya diterima NADP. Bentuk
lain dari lintasan elektron adalah siklus siklis. Siklus ini bermula dari
P700 yang menerima cahaya, elektron yang lepas diterima feredoksin tetapi tidak
diberikan ke NADP melainkan ke sitokrom, lalu kembali ke P700. Saat elektron
berjalan dari sitokrom ke P700 dihasilkan energi yang digunakan untuk
membentuk ATP.Dari keterangan di atas dapat diketahui ada tiga bahan yang
dihasilkan saat reaksi terang, yaitu: NADPH, ATP, dan O2. Dua yang pertama
digunakan sebagai bahan untuk terlaksananya reaksi gelap.
Gambar 10. Reaksi Terang
2.6.2
Reaksi Gelap
Reaksi gelap merupakan
reaksi lanjutan dari reaksi
terang dalam fotosintesis.
Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Reaksi gelap terjadi pada bagian kloroplas
yang disebut stroma. Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan
dari reaksi terang, dan CO2, yang berasal dari udara bebas. Dari reaksi gelap
ini, dihasilkan glukosa (C6H12O6), yang sangat diperlukan bagi reaksi
katabolisme. Reaksi ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson, karena
itu reaksi gelap disebut juga reaksi Calvin-Benson.
Salah satu substansi
penting dalam proses ini ialah senyawa gula beratom karbon lima yang
terfosforilasi yaitu ribulosa fosfat. Jika diberikan gugus fosfat kedua dari
ATP maka dihasilkan ribulosa difosfat (RDP). Ribulosa difosfat ini yang
nantinya akan mengikat CO2 dalam reaksi gelap. Secara umum, reaksi gelap dapat
dibagi menjadi tiga tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi.
Bagan Reaksi Gelap,
klik disini untuk bagan yang lebih besarPada fase fiksasi, 6 molekul ribulosa
difosfat mengikat 6 molekul CO2 dari udara dan membentuk 6 molekul beratom C6
yang tidak stabil yang kemudian pecah menjadi 12 molekul beratom C3 yang
dikenal dengan 3-asam fosfogliserat (APG/PGA). Selanjutnya, 3-asam
fosfogliserat ini mendapat tambahan 12 gugus fosfat, dan membentuk
1,3-bifosfogliserat. Kemudian, 1,3-bifosfogliserat masuk ke dalam fase reduksi,
dimana senyawa ini direduksi oleh H+ dari NADPH, yang kemudian berubah menjadi
NADP+, dan terbentuklah 12 molekul fosfogliseraldehid (PGAL) yang beratom 3C.
Selanjutnya, 2 molekul fosfogliseraldehid melepaskan diri dan menyatukan diri
menjadi 1 molekul glukosa yang beratom 6C (C6H12O6). 10 molekul
fosfogliseraldehid yang tersisa kemudian masuk ke dalam fase regenerasi, yaitu
pembentukan kembali ribulosa difosfat. Pada fase ini, 10 molekul
fosfogliseraldehid berubah menjadi 6 molekul ribulosa fosfat. Jika mendapat
tambahan gugus fosfat, maka ribulosa fosfat akan berubah menjadi ribulosa
difosfat (RDP), yang kemudian kembali mengikat CO2 dan menjalani siklus reaksi
gelap. Reaksi gelap ini
menghasilkan APG (asam fosfogliserat), ALPG (fosfogliseraldehid), RDP (ribulosa
difosfat), dan glukosa (C6H12O6).
Gambar 11.
Siklus Calvin
Sumber : http://www.kamusq.com
Perbedaan
Reaksi Gelap dan Reaksi Terang
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
2.7
Kesimpulan
Respirasi sel adalah proses
penguraian senyawa organik kompleks secara kimia dengan bantuan oksigen yang
menghasilkan energi yang di gunakan untuk kegiatan hidup makhluk hidup.
Definisi respirasi sel dapat disederhanakan sebagai suatu proses oksidasi bahan
makanan dalam sel tubuh untuk menghasilkan energi
Respirasi
sel pada hewan berlangsung di dalam
mitokondria melalui proses glikolisis
,yakni proses pengubahan atom C6 menjadi C3
.Dilanjutkan dengan proses dekarboksilasi oksidatif yang mengubah
senyawa C3 menjadi senyawa C2 dan C1 (CO2).Kemudian
daur krebs mengubah senyawa C2
menjadi senyawa C1(CO2).Pada setiap tingkatan ini dihasilkan
energi berupa ATP (Adenosine Tri Phospat) dan Hidrogen . Hidrogen yang berenergi bergabung dengan
akseptor hidrogen untuk dibawa ke transport electron, energinya di lepaskan dan
hidrogen diterima oleh O2 menjadi H2O.
Fotosintesis adalah suatu
proses biokimia yang dilakukan tumbuhan untuk memproduksi energi terpakai
(nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Fotosintesis juga dapat di artikan
proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau foton.
Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum cahaya infra
merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan
ultra ungu.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi
fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena
memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan
karbon dioksida).
3.2
Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para
pembaca dapat mengetahui lebih banyak lagi tentang Respirasi
dan energi guna menambah wawasan untuk
pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, N A.,J.B. Reece, &
L.G. Mithchell. 2005. Biologi. Edisi Kelima. Terj. dari: Biology.5th ed.
oleh Manalu, W. Jakarta : Erlangga.
Darmawan dan
Baharsjah. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan . Jakarta : PT Gramedia.
Kimbal,John W.1994. Biologi.Jillid 1,
2, dan3. Edisi kelima . Jakarta: Erlanga
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-Dasar
Fisiologi Tumbuhan. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta
Lehninger, Albert . L. 1982. Dasar-Dasar
Biokimia. Penerbit Erlangga
Salisbury, Frank. B dan C.W. Ross.
1995. Fisiologi Tumbuhan. Penerbit ITB.Bandung
Syamsuri. I. 2000. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Best Titanium Fat Bike In 2018 - Titsanium Arts
BalasHapusWe black oxide vs titanium drill bits have a comprehensive list of all titanium bicycle the tires that titanium fishing pliers have the best titanium 4x8 sheet metal prices near me tires. As a beginner, we have to look at titanium forging every tire with our