Daftar Blog Saya

Kamis, 12 Maret 2015

Hematokrit Ikan Mas



BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Hematokrit adalah  volume sel darah yang dimampatkan atau Picked Cell Volume (PCV). Apabila darah disentrifuge maka akan terbagi ke dalam dua bagian besar  yaitu sel darah dan plasma darah. Sel darah  terdiri dari sel darah merah (eritrosit),  sel darah putih (leukosit) dan keeping darah (trombosit) sedangkan plasma darah merupakan bagian cairan darah terdiri dari air protein, garam anorganik dan substansi organic bukan protein.
            Penghitungan nilai hematokrit yaitu setelah darah diproses seperti yang akan dijelaskan di dalam percobaan ini, dibaca dalam “Reading Chart Hematocrit dalam satuan %.
            Hesser (1960) menyatakan, bahwa parameter yang berpengaruh terhadap pengukuran volume eritrosit adalah hematokrit, yaitu persentase volume eritrosit dalam darah. Nilai hematokrit ikan-ikan teleostei berkisar antara 20-30 % dan untuk beberapa species laut bernilai sekitar 42 % (bond, 1979). Hematokrit dibawah 30 % menunjukan defisiensi eritrosit.

1.2              Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk bisa menghitung nilai hematokrit dari Ikan Mas (Cyprinus carpio).

1.3       Manfaat
            Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini yaitu dapat mengetahui nilai hematokrit pada Ikan Mas (Cyprinus carpio).








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1       Darah
2.1.1    Darah pada Ikan
            Seperti pada hewan Vertebrata berdarah dingin lainnya, slah satu ciri pembeda dari darah ikan adalah adanya inti pada sel darah merah (eritrosit) yang sudah matang. Jenis sel-sel matang lainnya yang biasanya ditemukan dalam periferal darah ikan yang sehat secara normal morfologinya mirip seperti sel-sel darah pada manusia (Yasutake dan Wales, 1983).
Darah adalah suatu fluida (yang dinamakan plasma) tempat beberapa bahan terlarut dan tempat erythrocyte, leucocyte dan beberapa bahan lain yang tersuspensi. Sistem peredaran darah terdiri dari jantung (yang merupakan pusat pemompaan darah), arteri (pembuluh darah dari jantung), kapiler (yang menghubungkan arteri dengan vena) dan vena (pembuluh darah yang menuju jantung). Sistem peredaran darah pada ikan disebut sistem peredaran darah tunggal. Yang dimaksud dengan peredaran darah tunggal adalah dimana darah hanya satu kali saja melewati jantung. Darah yang terkumpul dari seluruh tubuh masuk ke atrium. Pada saat jantung mengendur, darah mengalir pada sebuah katup kedalam ventrikel yang berdinding tebal. Kontraksi dari ventrikel ini sangat kuat sehingga menyebabkan darah keluar menuju jaringan kapiler insang lalu dari insang darah mengalir ke jaringan kapiler lain dalam tubuh. Pertukaran zat-zat pun terjadi pada saat pengaliran darah ini.
Darah berfungsi mengedarkan suplai makanan kepada sel-sel tubuh, membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh, membawa hormon dan enzim ke organ yang memerlukan. Pertukaran oksigen terjadi dari air dengan karbondioksida terjadi pada bagian semipermeabel yaitu pembuluh darah yang terdapat di daerah insang. Selain itu di daerah insang terjadi pengeluaran kotoran yang bernitrogen.


2.1.2    Kompisisi Darah
Description: C:\Users\1025CE\Desktop\PEMBULUH DARAH.jpg
Gambar 1. Sel Darah
Sumber : bungalotus.com
Darah mempunyai suatu komposisi yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu sel darah dan plasma darah yang mengandung bahan-bahan penyusunnya. Komposisi terbesar yang terkandung dalam darah adalah air sebagai media yang memfasilitasi sejumlah factor yang tak terdispensasi dalam pembentukan darah. Satu millimeter kubik darah ikan mengandung sekitar 5 juta corpuscle berwarna merah yang disebut leukosit dan 200.000 hingga 300.000 platelet yang disebut trombosit. Komponen lain adalah garam mineral dan substansi organic terlarut.
            Sel darah merah berbentuk seperti piringan membulat, cekung pada dua sisinya dan diameternya mendekati sekitar 1 per 7.500 milimeter. Komponen terpenting dalam sel darah merah kebiruan dan memiliki kemampuan unuk mengikat oksigen dan mengangkut oksigen tersebut mulai dari insang keseluruh jaringan tubuh dan melepaskan oksigen dalam jaringan pembuluh kapiler. Hemoglobin yang mengikat oksigen atau oksihemoglobin inilah yang menyebabkan eritrosit berwarna merah cerah.
            Sel darah putih memiliki dua tipe yaitu granular yang memiliki inti berkeping banyak dan nogranular yang memiliki inti membulat. Leukosit granular terdiri atas netrofil merupakan sel yang bersifat menyerang dan menghancurkan bakteri eosnofil yang merupakan sel yang mampu meningkatkan ketanggapan terhadap timbulnya infeksi dan alergi, dan basofil yang menghasilkan antikoagulan heparin dan substansi histamine.Netrofil merupakan sel darah putih yang relative banyak jumlahnya dibandingkan dengan sel lainnya dan bertambah bila terjadi infeksi.
            Leukosit nongranular terdiri atas monosit dan limfosit. Limfosit merupakan sel darah yang memiliki inti relative besar dan sitoplasma kecil. Limfosit jumlahnya terbesar kedua setelah netrofil dan ukurannya kurang lebih sebesar sel darah merah. Bagian sel darah putih yang berhubungan dengan respon kekebalan dan menghasilkan antibody adalah limfosit. Fungsi limfosit dalam system pertahanan tubuh yaitu membentuk anibodi apabila ada protein lain yang masuk kedalam tubuh.
            Leukosit mengandung enzim yang dapat merombak protein bakteri dan sisa-sisa sel yang mati. Jika pembentukannya terhambat maka daya tahan tubuh ikan akan menurun. Hambatan ini akan dapat terjadi karena adanya factor lingkungan yang tidak sesuai misalnya suhu, salinitas, kadar oksigen dan sebagainya.
            Trombosit merupakan platelet darah yang sangat kecil ukurannya (kira-kira berdiameter sepertiga diameter sel darah merah), tidak memiliki inti dan bentuknya bulat. Trombosit melekat pada dinding pembuluh darah yang terluka dan kemudian menutup daerah yang rusak di dinding vaskuler. Ketika trombosit pecah, agn pengkoagulasi membentuk tromboplastin yang membantu membentuk jarring-jaring sel sebagai upaya pertama dalam proses penyembuhan.
            Satu dari sekian kemampuan darah adalah kemampuan untuk menggumpal (terkoagulasi) ketika dikeluarkan dari tubuh. Dalam tubuh, gumpalan terjadi merespon jaringan yang terluka seperti otot teriris, atau terluka. Dalam pembuluh darah, darah tetap dalam kondisi cair, sesaat setelah keluar, darah menjadi kental dan berglatin serta berubah menjadi rekatan seperti agar-agar.
Plasma darah merupakan cairan darah yang umumnya terdiri dari :
Ø  Air mencakup 91-92%.
Ø  Protein, sekitar 8-9% yang terdiri dari serum albumin, serum globulin, dan fribinogen.
Ø  Garam anorganik dalam bentuk ion sekitar 0,9% seperti :
Anion  : Cl- , CO32- , HCO3- , SO42- , PO4- , I- .
Kation : Na+ , K+ , Ca2+ , Mg2+ , Fe3+ .
Ø  Substansi organik bukan protein, terdiri dari : Non protein Nitrogen, misalnya lipid, karbohidrat, glukosa, garam ammonium, urea, asam urat, dan lain-lain.
Ø  Gas terlarut dalam plasma.
Ø   Berbagai substansi lain seperti hormon, enzim, dan anti toksin. Sel darah ikan memiliki inti yang menonjol dengan jumlah ± 2 juta mm3 dan memiliki ukuran yang cukup konsisten yaitu umumnya sekitar 12 x 3 mikron dan memiliki sitoplasma yang kecil.

2.1.3    Struktur Darah
Menurut strukturnya, sel darah terdiri dari :
Ø  Membran sel yang merupakan dinding sel.
Ø  Bahan yang menyerupai spong yang disebut stroma.
Ø  Hemoglobin yang menempati ruang kosong pada stroma.

2.1.4        Sistem Peredaran Darah pada Ikan
Description: C:\Users\1025CE\Desktop\ikan.jpg
Gambar 2. Sistem Peredaran Darah Ikan
Sumber : image.google.co.id
Sistem peredaran darah adalah sistem yang berfungsi untuk mengangkut danmengedarkan O2 dari perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam, hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2 dari dalam usus,kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar tubuh. Secara umum, sistem peredaran darah pada semua vertebrata adalah sama, meskipun tetap ada perbedaan-perbedaan diantara setiapkelompok hewan.
Ikan mempunyai sistem peredaran darah tertutup, artinya darah tidak pernah keluar dari pembuluhnya, jadi tidak ada hubungan langsung dengan sel tubuh sekitarnya. Darah memberi bahan materi dengan perantaraan difusi melalui dinding yang tipis dari kapiler darah, dankembali ke jantung melalui pembuluh yang ke dua. Atau secara garis besarnya peredaran darahtunggal adalah peredaran darah yang darah nya dari insang langsung beredar ke seluruh tubuhkemudian masuk ke jantung. Jadi darah hanya beredar sekali melalui jantung dengan rute dari jantung ke insang lalu ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung.Seri pertama dinamakan sistem arteri dan seri ke dua disebut sistem vena. Dimana organutamanya adalah jantung yang bertindak sebagai pompa tekan merangkap pompa hisap. Darah ditekan mengalir keluar dari jantung melalui pembuluh arteri ke seluruh tubuh sampai kekapiler darah, kemudian dihisap melalui pembuluh vena dan kembali ke jantung.
2.1.5    Organ Pada Sistem Peredaran Darah
            Adapun organ-organ yang berperan dalam sistem peredaran darah ikan antara lain :
a.             Sinus Venosus
Adalah ruang tambahan yang berdinding tipis, hampir tidak mengandung jaringan otot.Dinding kaudalnya bersatu dengan bagian depan dari septum transversum, yang memisahkanrongga pericardial dari rongga pleuroperitoneal. Darah venus dari seluruh tubuh, masuk di sinusvenosus melalu sepasang ductus Cuvieri yang masuk di bagian lateral, dan sepasang sinushepaticus yang masuk pada dinding posterior dari sinus venosus.Vena coronaria yang datangdari dinding otot jantung, juga masuk dari sinus venosus. Dari sini darah melalui lubang sinusatrial masuk ke dalam atrium.
b.                  Atrium                                     
Adalah ruang tunggal yang dindingnya relatif tipis, terletak anterior dari sinus venosus.Darah dari atrium melalui lubang atrioventikular diteruskan ke dalam rongga ventrikel. Lubangini dijaga oleh klep atau katup atrioventrikular, supaya aliran darah tidak kembali ke rongga atrium.
c.                   Ventrikel
Adalah ruang berdinding tebal berotot, menerima darah hanya dari atrium saja danmemompakan darah melalui aorta ventral ke insang. Ruang ini dibentuk oleh dua lapisan ototyaitu lapisan otot luar disebut kortikal dan lapisan otot dalam disebut spongi. Bagian inimenerima darah dari atrium melalui atrioventricular. Ujung anterior dari ventrikel tumbuhmemanjang dan berdinding tebal, di dalamnya terdapat suatu seri klep semilunar.
d.                  Conus Arteriosus
Pada Elasmobranchii, conus arteriosus berkembang denga baik, tetapi tidak mempunyai bulbus arteriosus.Pada sebagian ikan Teleostei conus arteriosus sudah tereduksi menjadi suatustruktur yang sangat kecil, sedangkan bulbus arteriosus (perluasan sebagian dari aorta ventralis) berkembang dengan baik.

2.1.6    Saluran Darah
Description: D:\Semester 3\lapak FHA\lapak ina\Pembuluh-Darah.jpg
Gambar 3. Saluran Darah
Saluran darah merupakan salah satu penunjang keberlangsungan sistem peredaran darah, Saluran darah terdiri dari 3 yaitu : Arteri, vena dan kapiler.

a.                  Arteri
Adalah pembuluh darah yang aliran darahnya menjauhi jantung atau saluran yang dilaluidarah yang keluar dari insang dan menuju ke bagian-bagian tubuh. Biasanya membawa darah yang kaya dengan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Saluran darah ini terdiri dari tiga lapisanyaitu bagian dalam (intima), memiliki lapisan endothelium dan sub endothelium.
b.                  Vena
Adalah pembuluh darah balik yang aliran darahnya menuju ke jantung. Struktur vena samahalnya dengan arteri, namun mempunyai dinding yang lebih tipis dan rongga yang lebih besar dibanding arteri pada ukuran diameter yang sama. Bagian dalam dari vena yang mengalamitekanan hidrostatik tinggi, umumnya kaya akan jaringan elastis dan sel otot licin.
c.                   Kapiler
Adalah bagian percabangan saluran darah yang merupakan tempat terjadinya pertukaran zat(gas nutrien) antara darah dengan jaringan/sel. Ada tiga macam kapiler darah yaitu, kapiler kontinyu, kapiler berpori dan kapiler diskontinyu (sinusoid).
Darah berupa cairan yang dibangunkan oleh plasma darah, sel darah dan substansi lainyang terlarut di dalamnya.Plasma darah berupa cairan zat putih telur yang mengandung bagian – bagian dari sel darah, mineral terlarut. Di luar pembuluh darah, darah akan membeku disebabkanoleh kerja ensim trhombokinase yang bereaksi dengan garam kalsium menjadi trombin yangaktif.
Ikan memiliki kadar protein plasma berupa albumin (pengontrol tekanan osmotik),lipoprotein (pembawa lemak), globulin (pengikat heme), ceruloplasmin (pengikat Cu), fibrinogen (bahan pembeku darah), dan iodurophorine (sebagai yudium anorganik).
Ikan pada umumnya, vena utama yang membawa darah kembali ke jantung ialah sepasang vena kardinalis anterior dan posterior.Vena yang pertama, membawa darah dari bagiankepala berjalan berdampingan dengan sepasang vena jugularis yang letaknya lebih ke tengah. Dari ekor berjalan vena caudalis yang tunggal, kemudian bercabang dua menjadi vena portaerenalis menuju ke ginjal.
Di dalam ginjal vena potae renalis mempercabangkan banyak vena renalis advehentes, dan masing-masing cabang ini pecah menjadi kapiler darah. Jaring kapiler darah ini kemudian bersatu kembali menjadi beberapa vena renalis revehentis yang mengalir ke permukaan tengahdari ginjal dan bermuara pada vena kardinalis posterior. Sistem peredaran vena pada ikan teleostei volume darah yang beredar dalam tubuh ikan Teleostei berkisar antara 1,5 ± 3 % dari bobot tubuhnya.

2.2       Ikan Mas
Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya (Wikipedia,2014).

2.2.1    Klasifikasi Ikan Mas
Ikan mas dapat di klasifikasikan secara taksonomi (Saaniin, 1984)   sebagai berikut:
Kingdom  : Animalia
Filum        :Chordata
Kelas        :Actinopterygii
Ordo         :Cypriniformes
Famili       :Cyprinidae
Genu        :Cyprinus
Species     : Cyprinus carpio L

Description: ikan mas

Gambar 4. Ikan Mas, Cyprinus carpio
Sumber : http://memancing.info.com

2.2.2    Morfologi Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Description: I10-82-fish
Gambar 5. Morfologi Ikan Mas

Ikan mas termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum, badan ikan mas berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (Compresed) dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal), dan dapat di sembulka, di bagian mulut di hiasi dua pasang sungut dan warna badan sangat beragam ada merah, abu-abu, kehijauan, dan ada juga yang belang. Ikan mas berbadan panjang dengan perbandingan antara panjang total dengan tinggi badan 3 : 1 (tergantung varitas). Bila dipotong di bagian tengah badan memilki perbandingan antara tinggi badan dan lebar badan 3 : 2 (tergantung varitas) (Furqon, 2011).
Ikan mas memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip dubur, dan sirip ekor. Sirip punggung panjang terletak di bagian punggung. Sirip dada sepasang terletak di belakang tutup insang, dengan satu jari-jari keras, dan yang lainnya berjari-jari lemah. Sirip perut hanya satu terletak pada perut. Sirip dubur hanya terletak di belakang dubur. Sirip ekor juga hanya satu, terletak di belakang, dengan bentuk cagak (Omar, 2011).
Ikan Mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yangairnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan Mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150–600 mete                                                                                                                                                                                                                     r di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan Mas terkadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30% (Luthfi, 2012).
Hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil tidak ditutupi sisik. Sisik ikan mas berukuran relatif besar dan digolongkan ke dalam tipe sisik sikloid dengan warna yang sangat beragam Ikan mas dapat tumbuh cepat pada suhu lingkungan berkisar antara 20-28 °C dan akan mengalami penurunan pertumbuhan bila suhu lingkungan lebih rendah. Pertumbuhan akan menurun dengan cepat di bawah suhu 13°C dan akan berhenti makan apabila suhu berada di bawah 5 °C (Mones, 2008).

2.3              Hematokrit
Haemoglobin merupakan senyawa organik yang kompleks terdiri atas 4 pigmen porfirin merah yang mengandung atom Fe dan globulin yang merupakan protein globuler ( terdiri atas asam 4 amino).  Haemoglobin yang mengikat oksigen disebut oksihaemoglobin (Guyton, 1976).  Haemoglobin bertanggungjawab terhadap transport oksigen dan karbondioksida dalam darah.  Peningkatan kadar haemoglobin akan diikuti oleh peningkatan kadar hematokrit (Soetrisno, 1987). 
Hematokrit adalah istilah yang menunjukan besarnya volume sel-sel eritrosit seluruhnya didalam 100 mm3 darah dan dinyatakan dalam persen (%) (Hoffbrand dan Pettit, 1987). Nilai hematokrit atau “volume sel packed” adalah suatu istilah yang artinya prosentase berdasarkan volume dari darah, yang terdiri dari sel-sel darah merah. Mengukur kadar hematokrit darah hewan uji digunakan tabung mikrohematokrit yang berupa pipa kapiler berlapiskan EDTA (Etil Diamin Tetra Acetat) yang berfungsi sebagai bahan anti pembekuan darah. Nilai hematokrit standar adalah sekitar 45%, namun nilai ini dapat berbeda-beda tergantung species. Nilai hematokrit biasanya dianggap sama manfaatnya dengan hitungan sel darah merah total (Frandson, 1992).
Darah ikan tersusun atas cairan plasma dan sel-sel darah yang terdiri dari sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit). Volume darah dari ikan teleostey, heleostey dan chondrostei adalah sekitar 3% dari bobot tubuh, sedangkan ikan chondrocthyes memiliki darah sebanyak 6,6% dari berat tubuhnya (Randall, 1970 dalam Affandi, 1999).
Darah terdiri atas dua kelompok besar yaitu sel dan plasma. Sel terdiri atas sel-sel diskret yang mempunyai bentuk khusus dan fungsi berbeda, sedangkan komponen dari plasma selain fibrinogen, juga terdapat ion-ion inorganik dan aneka komponen organik untuk fungsi metabolik. Fungsi dari kedua komponen tersebut kadang-kadang terpisah, kadang-kadang juga bergabung  (Fujaya, 2004). Seperti pada hewan bertulang belakang (vertebrata) berdarah dingin lainnya, salah satu ciri pembeda dari darah ikan adalah  adanya inti sel pada sel darah merah (eritrosit) yang sudah matang. (Yasutake and Wales, 1983 dalam Affandi,  1999). Fungsi utama sel darah merah adalah untuk mengangkut hemoglobin yang berperan membawa oksigen dan insang atau paru-paru ke jaringan  (Fujaya (2004).
              Secara umum, sistem peredaran darah pada ikan mirip sistem hidraulis yang terdiri atas sebuah pompa pipa, katup, dan cairan. Meskipun jantung teleostey terdiri atas empat bagian ( atrium, ventrikel, bulbus dan sinus venosus), namun pada kenyataannya mirip dengan satu silinder pompa piston tunggal. Untuk menjamin aliran darah terus berlangsung, maka darah dipompa dengan perbedaan tekanan. Tekanan jantung lebih besar dari tekanan arteri, dan tekanan arteri lebih besar dari tekanan arterional. Akibat adanya perbedaan tekanan tersebut maka aliran darah dapat terjadi. Sistem peredaran darah pada ikan bersifat tunggal, artinya hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah. Bermula dari jantung menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Selanjutnya darah dialirkan ke dorsal aorta  dan terbagi ke seganap organ-organ tubuh melalui saluran-saluran kecil. (Fujaya, 2004).
            Pada prinsipnya pengambilan darah digunakan oleh hampir semua tipe pengambilan darah pada ikan. Hal ini memungkinkan penggunaan tabung kecil atau penggunaan cannula untuk mengambil darah ikan yang berenang bebas dalam jangka waktu yang cukup panjang. Sebagian contoh teknik ini dapat digunakan untuk mengikuti perubahan dalam tingkatan hormon lebih dari beberapa minggu. Bahan-bahan penyusun darah dapat dengan mudah dipisahkan melalui sentrifugasi darah. Sel-sel darah akan mengendap ke dasar dan berkumpul, hal ini disebabkan karena densitas sel darah. Dengan segera bagian atas eritrosit membentuk lapisan tipis yang disebut lapisan buffy yang dibentuk oleh sel darah putih  (Anonim, 2007).















BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1       Waktu dan Tempat
            Praktikum Hematokrit pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) dilaksanakan di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Gedung Dekanat Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada hari Kamis, 20 November 2014 Pukul 13.00 – selesai.

3.2       Alat dan Bahan
            Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam Praktikum Hematokrit pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) adalah sebagai berikut :
3.2.1    Alat
1.         Timbangan, untuk menimbang bobot tubuh ikan uji
Description: http://gambarmesin.com/wp-content/uploads/2014/04/harga-timbangan-digital-murah.jpg






     2.      Dissecting Kit, untuk membedah ikan uji
Description: https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTljS-7GOZBb2RVfTscUQN_HoAhshCaGslMSg7QzDnJOoWwAcYvTw








Description: Permalink gambar yang terpasang

3.    Penjepit arteri, untuk menjepit bagian saluran darah aorta ventralis

Description: http://hendrosmk.files.wordpress.com/2011/08/pengambilan-kapiler.jpg4.    Pipa kapiler heparinized, untuk memampung sampel darah segar





5.   Sentrifuge hematocrit
Description: C:\Users\1025CE\Desktop\dokumentasi praktikum fha\DSC_0458.jpg
6.    Wax/malam lilin untuk menyumbat salah satu ujung pipa kapiler yang   
        telah berisi darah segar
Description: http://smartauladi.files.wordpress.com/2013/08/playdough-21.jpg
7.        
8.        
9.        
7.    Hematocrit reading chart” papan pembaca nilai hematokrit (%).
Description: http://loudoun.nvcc.edu/vetonline/vet131/Pictures/PCV_reader.jpg
3.2.2    Bahan
            Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan mas ukuran konsumsi (± 100 g).

3.3       Prosedur Praktikum
            Prosedur pengerjaan yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
  1. Setelah diambil salah satu ikan uji dari akuarium stok, ikan ditimbang lalu dicatat bobotnya
  2. pegang ikan uji dengan tangan kiri (kepala menghadap ke arah muka kita), tusuk bagian anterior kepala ikan dengan sonde tepat di bagian otak depan, hingga terasa ada rongga, putar sonde perlahan-lahan sehingga otaknya rusak dan ikan akan pingsan
  3. Bedah ikan pada bagian dekat insang dan sebagian perut bagian anterior, hingga terlihat organ jantung yang berdenyut secara teratur (exposed organ jantung dengan sinus venosus yang terlihat pucat)
  4. Dengan menggunakan penjepit arteri, jepit aorta ventralis lalu biarkan beberapa saat hingga sinus venosus terisi penuh oleh darah
  5. Putuskan dengan menggunakan guntung, lalu siapkan dan dekatkan salah satu ujung  pipa kapiler sambil dibuka penjepit arteri secara perlahan-lahan dan hati-hati tampung darah dalam pipa kapiler tersebut sampai ± ¾ volumenya.
  6. Agar heparin yang terdapat dalam dinding sebelah dalam pipa kapiler tercampur secara homogen, maka pipa kapiler yang telah berisi darah segar tersebut digoyang dengan hati-hati ke kiri dan kanan serta diputar. Tanda bahwa darah sudah tercampur secara homogen dengan heparin, darah tidak membeku, bisa bergerak disepanjang kolom pipa kapiler.
  7. Tutup salah satu ujungnya dengan menacapkan secara tegak lurus pada lapisan malam lilin/wax yang telah disediakan
  8. Siapkan sentrifuge hematokrit, lalu letakkan secara seimbang antara masing-masing ppa kapiler (jangan terbalik meletakkan ujung pipa kapiler yang bertutup)
  9. Sentrifuge selama 4 menit pada kecepatan 12.000 rpm
  10. Setelah selesai disentrifuge, letakkan pipa kapiler yang sudah terbagi dua bagian besar darah tersebut (plasma dan sel darah) pada “ Hematocrit Reading Chart” lalu sesuaikan ketinggian plasma sebagai batas atas dan dasar sel darah sebagai batas bawah, lalu tentukan dan baca nilai hematokrit pada batas atas dari sel darah (dalam %)
  11. Setelah selesai dibaca, kumpulkan pipa kapiler bekas tersebut dalam wadah terpisah agar tidak membahayakan, serahkan kepada laboran agar bisa dibuang pada tempat yang semestinya.




















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1       Hasil
4.1.1    Hasil Pengamatan Kelompok
            Tabel 1. Hasil Pengamatan Kelompok
Kelompok
Bobot Ikan
(gram)
Nilai Hematokrit
(%)
19 dan 20
97
44

4.1.2    Hasil Pengamatan Kelas
            Tabel 2. Hasil Pengamatan Kelas

Kelompok
Bobot Ikan
 (gram)
Nilai Hematokrit
 (%)
1 dan 2
98.13
33
3 dan 4
105.56
Gagal
5 dan 6
            100.35
Gagal
7 dan 8
106.55
48
9 dan 10
-
22
11 dan 12
99.90
27
13 dan 14
100.44
40
15 dan 16
96.94
33
17 dan 18
107
33
19 dan 20
97
44
21 dan 22
71
34
23 dan 24
96
47















           



4.2      




4.2       Pembahasan
4.2.1        Pembahasan Kelompok
Praktikum kali ini yaitu mengenai nilai hematokrit pada ikan mas. Pengamatan dilakukan dengan mengambil sampel darah segar dari ikan. Pertama ikan uji ditimbang terlebih dahulu menggunakan timbangan analitik, kemudian ikan uji  dibedah menggunakan dissecting kit, pembedahan dilakukan dibagian belakang insang namun tidak samapai ke anus. Pembedahan dilakukan untuk mengambil jantung dan sinus venosus ikan. Setelah dibedah kemudian arteri dijepit menggunakan penjepit arteri hingga sinus venosus dipenuhi oleh darah, setelah itu arteri digunting dan aliran darah yang keluar dialirkan masuk ke pipa kapiler heparinized, kemudian pipa digerakan ke kanan kiri agar darah dan heparin yang terdapat dalam pipa dapat bercampur secara homogen sehingga darah tidak mengalami penggumpalan setelah itu tutup salah satu lubang dengan menacapkan secara tegak lurus pada lapisan malam lilin/wax yang telah disediakan, Siapkan sentrifuge hematokrit, lalu letakkan secara seimbang antara masing-masing pipa kapiler. Sampel diseentrifugasi selama 4 menit pada kecepatan 12.000 rpm. Setelah selesai disentrifugasi, pipa kapiler yang sudah terpisah antara plasma dan sel darah tersebut diletakan pada Hematocrit Reading Chart lalu disesuaikan dengan ketinggian plasma sebagai batas atas dan sel darah merah sebagao batas bawah, sehingga dapat diketahui nilai hematokrit pada batas atas dari sel darah merah.
Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa nilai hematokrit yang kelompok kami (19 dan 20) dapatkan yaitu 22 % dengan bobot ikan 97 gram. Hematokrit merupakan persentase volume eritrosit (sel darah merah) dalam darah ikan. Hasil pemeriksaan terhadap hematokrit dapat dijadikan sebagai salah satu patokan untuk menentukan keadaan kesehatan ikan, nilai hematokrit kurang dari 22% menunjukkan terjadinya anemia. Kadar hematokrit ini bervariasi tergantung pada faktor nutrisi, umur ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh dan masa pemijahan (Kuswardani, 2006). Jika dengan menggunakan patokan ini maka ikan yang kami bedah merupakan ikan yang tergolong sehat. )”.
4.2.2    Pembahasan Kelas

                                       Grafik 1. Hasil Pengamatan Kelas

            Dari hasil pengamatan kelas dapat diketahui bahwa kelompok 1 dan 2 dengan bobot ikan 98.13 gram memiliki nilai hematokrit sebesar 33 %. kelompok 3 dan 4 dengan bobot ikan 105.56 gram tidak berhasil mendapatkan nilai hematokrit dikarenakan pipa kapiler pecah ketika di sentrifugasi begitupula dengan kelompok 5 dan 6 dengan bobot ikan 100.35 gram tidak berhasil mendapatkan nilai hematokrit. Kelompok 7 dan 8 dengan bobot ikan 106.55 gram mendapatkan nilai hematokrit sebesar 48 %. Kelompok 9 dan 10 bobot ikan tidak diketahui mendapat nilai hematokrit sebesar 22 %. Kelompok 11 dan 12 dengan bobot ikan 99.9 gram mendapat nilai hematorkit sebesar 27 %. Kelompok 13 dan 14 dengan bobot ikan 100.44 gram mendapat nilai hematorkit sebesar 40 %. Kelompok 15 dan 16 dengan bobot ikan 96.94 gram mendapat nilai hematorkit sebesar 33 %. Kelompok 17 dan 18 dengan bobot ikan 107 gram mendapat nilai hematorkit sebesar 33 %. Kelompok 19 dan 20 dengan bobot ikan 97 gram mendapat nilai hematorkit sebesar 44 %. Kelompok 21 dan 22 dengan bobot ikan 71  gram mendapat nilai hematorkit sebesar 34 %. Dan terakhir kelompok 23 dan 24 dengan bobot ikan 96 gram mendapat nilai hematorkit sebesar 47 %.
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa nilai hematokrit ikan mas (Cyprinus carpio) berada pada kisaran 22-47 % yang berarti kandungan eritrosit yang berada pada plasma darah ikan mas sebesar 22-47 % dari keseluruhan plasma sel, dan ikan dapat dikatakan sehat. Dari hasil diatas pula dapat diketahui bahwa nilai hematokrit tidak hanya dipengaruhi oleh bobot ikan saja namun juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa “Kadar hematokrit ini bervariasi tergantung pada faktor nutrisi, umur ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh dan masa pemijahan (Kuswardani, 2006). Dari suatu penelitian dapat diketahui bahwa nilai hematokrit selain bisa digunakan sebagai indikator tingkat keparahan suatu penyakit (Bastiawan,  dkk., 2001), juga dapat digunakan sebagai respon fisiologis ikan dalam menjaga kondisi homeostatis tubuhnya (Farida,2010).











BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1       Kesimpulan
1.      Hematokrit adalah istilah yang menunjukan besarnya volume sel-sel eritrosit seluruhnya didalam 100 mm3 darah dan dinyatakan dalam persen (%)
2.      Nilai hematokrit bervariasi tergantung pada faktor nutrisi, umur ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh dan masa pemijahan
3.      Dari suatu penelitian dapat diketahui bahwa nilai hematokrit selain bisa digunakan sebagai indikator tingkat keparahan suatu penyakit juga dapat digunakan sebagai respon fisiologis ikan dalam menjaga kondisi homeostatis tubuhnya

5.2       Saran
            Untuk pengamatan lebih lanjut diharapkan praktikan memahami lebih dahulu mengenai materi yang akan dipraktikumkan, juga memahami langkah-langkah yang akan dilakukan agar tercapai tujuan yang diharapkan.













DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010. Hematokrit
diakses 19 November 2014 Pukul 11.12 WIB

Ramli.2011.Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air (Hematologi)
reymhondzha.blogspot.com/2011/07/laporan-praktikum-fisiologi-hewan-air.html diakses 19 November 2014 Pukul 11.10 WIB

Tanri.2013.Sistem Peredaran Darah pada Ikan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar