BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Hematokrit adalah volume sel darah
yang dimampatkan atau Picked Cell Volume (PCV). Apabila darah disentrifuge maka
akan terbagi ke dalam dua bagian besar
yaitu sel darah dan plasma darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit)
dan keeping darah (trombosit) sedangkan plasma darah merupakan bagian cairan
darah terdiri dari air protein, garam anorganik dan substansi organic bukan
protein.
Penghitungan nilai hematokrit yaitu
setelah darah diproses seperti yang akan dijelaskan di dalam percobaan ini,
dibaca dalam “Reading Chart Hematocrit“
dalam satuan
%.
Hesser (1960) menyatakan, bahwa
parameter yang berpengaruh terhadap pengukuran volume eritrosit adalah
hematokrit, yaitu persentase volume eritrosit dalam darah. Nilai hematokrit
ikan-ikan teleostei berkisar antara 20-30 % dan untuk beberapa species laut
bernilai sekitar 42 % (bond, 1979). Hematokrit dibawah 30 % menunjukan
defisiensi eritrosit.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum
ini adalah untuk bisa menghitung nilai hematokrit dari Ikan Mas (Cyprinus
carpio).
1.3 Manfaat
Manfaat
yang dapat diperoleh dari praktikum ini yaitu dapat mengetahui nilai hematokrit
pada Ikan Mas (Cyprinus carpio).
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Darah
2.1.1 Darah
pada Ikan
Seperti pada hewan Vertebrata
berdarah dingin lainnya, slah satu ciri pembeda dari darah ikan adalah adanya
inti pada sel darah merah (eritrosit) yang sudah matang. Jenis sel-sel matang
lainnya yang biasanya ditemukan dalam periferal darah ikan yang sehat secara
normal morfologinya mirip seperti sel-sel darah pada manusia (Yasutake dan
Wales, 1983).
Darah adalah suatu fluida (yang dinamakan plasma) tempat beberapa bahan
terlarut dan tempat erythrocyte, leucocyte dan beberapa bahan lain yang
tersuspensi. Sistem peredaran darah terdiri dari jantung (yang merupakan pusat
pemompaan darah), arteri (pembuluh darah dari jantung), kapiler (yang
menghubungkan arteri dengan vena) dan vena (pembuluh darah yang menuju
jantung). Sistem peredaran darah pada ikan disebut sistem peredaran darah
tunggal. Yang dimaksud dengan peredaran darah tunggal adalah dimana darah hanya
satu kali saja melewati jantung. Darah yang terkumpul dari seluruh tubuh masuk
ke atrium. Pada saat jantung mengendur, darah mengalir pada sebuah katup
kedalam ventrikel yang berdinding tebal. Kontraksi dari ventrikel ini sangat
kuat sehingga menyebabkan darah keluar menuju jaringan kapiler insang lalu dari
insang darah mengalir ke jaringan kapiler lain dalam tubuh. Pertukaran zat-zat
pun terjadi pada saat pengaliran darah ini.
Darah berfungsi mengedarkan suplai makanan kepada sel-sel tubuh, membawa
oksigen ke jaringan-jaringan tubuh, membawa hormon dan enzim ke organ yang
memerlukan. Pertukaran oksigen terjadi dari air dengan karbondioksida terjadi
pada bagian semipermeabel yaitu pembuluh darah yang terdapat di daerah insang.
Selain itu di daerah insang terjadi pengeluaran kotoran yang bernitrogen.
2.1.2 Kompisisi Darah
Gambar
1. Sel Darah
Sumber : bungalotus.com
Darah mempunyai suatu komposisi yang terdiri dari dua komponen utama,
yaitu sel darah dan plasma darah yang mengandung bahan-bahan penyusunnya. Komposisi
terbesar yang terkandung dalam darah adalah air sebagai media yang
memfasilitasi sejumlah factor yang tak terdispensasi dalam pembentukan darah.
Satu millimeter kubik darah ikan mengandung sekitar 5 juta corpuscle berwarna
merah yang disebut leukosit dan 200.000 hingga 300.000 platelet yang disebut
trombosit. Komponen lain adalah garam mineral dan substansi organic terlarut.
Sel darah merah berbentuk seperti
piringan membulat, cekung pada dua sisinya dan diameternya mendekati sekitar 1
per 7.500 milimeter. Komponen terpenting dalam sel darah merah kebiruan dan
memiliki kemampuan unuk mengikat oksigen dan mengangkut oksigen tersebut mulai
dari insang keseluruh jaringan tubuh dan melepaskan oksigen dalam jaringan
pembuluh kapiler. Hemoglobin yang mengikat oksigen atau oksihemoglobin inilah
yang menyebabkan eritrosit berwarna merah cerah.
Sel darah putih memiliki dua tipe
yaitu granular yang memiliki inti berkeping banyak dan nogranular yang memiliki
inti membulat. Leukosit granular terdiri atas netrofil merupakan sel yang
bersifat menyerang dan menghancurkan bakteri eosnofil yang merupakan sel yang
mampu meningkatkan ketanggapan terhadap timbulnya infeksi dan alergi, dan
basofil yang menghasilkan antikoagulan heparin dan substansi histamine.Netrofil
merupakan sel darah putih yang relative banyak jumlahnya dibandingkan dengan
sel lainnya dan bertambah bila terjadi infeksi.
Leukosit nongranular terdiri atas
monosit dan limfosit. Limfosit merupakan sel darah yang memiliki inti relative
besar dan sitoplasma kecil. Limfosit jumlahnya terbesar kedua setelah netrofil
dan ukurannya kurang lebih sebesar sel darah merah. Bagian sel darah putih yang
berhubungan dengan respon kekebalan dan menghasilkan antibody adalah limfosit.
Fungsi limfosit dalam system pertahanan tubuh yaitu membentuk anibodi apabila
ada protein lain yang masuk kedalam tubuh.
Leukosit mengandung enzim yang dapat
merombak protein bakteri dan sisa-sisa sel yang mati. Jika pembentukannya
terhambat maka daya tahan tubuh ikan akan menurun. Hambatan ini akan dapat
terjadi karena adanya factor lingkungan yang tidak sesuai misalnya suhu,
salinitas, kadar oksigen dan sebagainya.
Trombosit merupakan platelet darah
yang sangat kecil ukurannya (kira-kira berdiameter sepertiga diameter sel darah
merah), tidak memiliki inti dan bentuknya bulat. Trombosit melekat pada dinding
pembuluh darah yang terluka dan kemudian menutup daerah yang rusak di dinding
vaskuler. Ketika trombosit pecah, agn pengkoagulasi membentuk tromboplastin
yang membantu membentuk jarring-jaring sel sebagai upaya pertama dalam proses penyembuhan.
Satu dari sekian kemampuan darah
adalah kemampuan untuk menggumpal (terkoagulasi) ketika dikeluarkan dari tubuh.
Dalam tubuh, gumpalan terjadi merespon jaringan yang terluka seperti otot
teriris, atau terluka. Dalam pembuluh darah, darah tetap dalam kondisi cair,
sesaat setelah keluar, darah menjadi kental dan berglatin serta berubah menjadi
rekatan seperti agar-agar.
Plasma darah merupakan cairan darah yang umumnya terdiri dari :
Ø Air
mencakup 91-92%.
Ø Protein,
sekitar 8-9% yang terdiri dari serum albumin, serum globulin, dan fribinogen.
Ø Garam
anorganik dalam bentuk ion sekitar 0,9% seperti :
Anion : Cl- , CO32- ,
HCO3- , SO42- , PO4-
, I- .
Kation : Na+ , K+ ,
Ca2+ , Mg2+ , Fe3+ .
Ø Substansi
organik bukan protein, terdiri dari : Non protein Nitrogen, misalnya lipid,
karbohidrat, glukosa, garam ammonium, urea, asam urat, dan lain-lain.
Ø Gas terlarut
dalam plasma.
Ø Berbagai substansi lain seperti
hormon, enzim, dan anti toksin. Sel darah ikan memiliki inti yang menonjol
dengan jumlah ± 2 juta mm3 dan memiliki ukuran yang cukup konsisten
yaitu umumnya sekitar 12 x 3 mikron dan memiliki sitoplasma yang kecil.
2.1.3 Struktur Darah
Menurut strukturnya, sel darah terdiri dari :
Ø Membran
sel yang merupakan dinding sel.
Ø Bahan yang
menyerupai spong yang disebut stroma.
Ø Hemoglobin
yang menempati ruang kosong pada stroma.
2.1.4
Sistem Peredaran Darah pada Ikan
Gambar 2. Sistem Peredaran Darah Ikan
Sumber : image.google.co.id
Sistem peredaran darah adalah
sistem yang berfungsi untuk mengangkut danmengedarkan O2 dari
perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat
nutrisi, garam-garam, hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2 dari
dalam usus,kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar tubuh. Secara
umum, sistem peredaran darah pada semua vertebrata adalah sama, meskipun
tetap ada perbedaan-perbedaan diantara setiapkelompok hewan.
Ikan mempunyai sistem peredaran
darah tertutup, artinya darah tidak pernah keluar dari pembuluhnya, jadi
tidak ada hubungan langsung dengan sel tubuh sekitarnya. Darah
memberi bahan materi dengan perantaraan difusi melalui dinding yang tipis
dari kapiler darah, dankembali ke jantung melalui pembuluh yang ke dua. Atau
secara garis besarnya peredaran darahtunggal adalah peredaran darah yang darah
nya dari insang langsung beredar ke seluruh tubuhkemudian masuk ke jantung.
Jadi darah hanya beredar sekali melalui jantung dengan rute dari jantung
ke insang lalu ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung.Seri pertama dinamakan
sistem arteri dan seri ke dua disebut sistem vena. Dimana organutamanya adalah
jantung yang bertindak sebagai pompa tekan merangkap pompa hisap. Darah ditekan
mengalir keluar dari jantung melalui pembuluh arteri ke seluruh tubuh sampai
kekapiler darah, kemudian dihisap melalui pembuluh vena dan kembali ke jantung.
2.1.5 Organ Pada Sistem Peredaran Darah
Adapun organ-organ yang berperan dalam sistem peredaran darah ikan
antara lain :
a.
Sinus Venosus
Adalah ruang tambahan yang
berdinding tipis, hampir tidak mengandung jaringan otot.Dinding kaudalnya
bersatu dengan bagian depan dari septum transversum, yang memisahkanrongga
pericardial dari rongga pleuroperitoneal. Darah venus dari seluruh tubuh, masuk
di sinusvenosus melalu sepasang ductus Cuvieri yang masuk di bagian lateral,
dan sepasang sinushepaticus yang masuk pada dinding posterior dari sinus
venosus.Vena coronaria yang datangdari dinding otot jantung, juga masuk dari
sinus venosus. Dari sini darah melalui lubang sinusatrial masuk ke dalam
atrium.
b.
Atrium
Adalah ruang tunggal yang
dindingnya relatif tipis, terletak anterior dari sinus venosus.Darah dari
atrium melalui lubang atrioventikular diteruskan ke dalam rongga ventrikel.
Lubangini dijaga oleh klep atau katup atrioventrikular, supaya aliran darah
tidak kembali ke rongga atrium.
c.
Ventrikel
Adalah ruang berdinding tebal
berotot, menerima darah hanya dari atrium saja danmemompakan darah melalui
aorta ventral ke insang. Ruang ini dibentuk oleh dua lapisan ototyaitu lapisan
otot luar disebut kortikal dan lapisan otot dalam disebut spongi. Bagian
inimenerima darah dari atrium melalui atrioventricular. Ujung anterior dari
ventrikel tumbuhmemanjang dan berdinding tebal, di dalamnya terdapat suatu seri
klep semilunar.
d.
Conus Arteriosus
Pada Elasmobranchii, conus
arteriosus berkembang denga baik, tetapi tidak mempunyai bulbus
arteriosus.Pada sebagian ikan Teleostei conus arteriosus sudah tereduksi
menjadi suatustruktur yang sangat kecil, sedangkan bulbus arteriosus (perluasan
sebagian dari aorta ventralis) berkembang dengan baik.
2.1.6 Saluran Darah
Gambar 3. Saluran Darah
Sumber : isnaenipendidikanipauny.blogspot.com
Saluran darah merupakan salah satu penunjang
keberlangsungan sistem peredaran darah, Saluran darah terdiri dari 3 yaitu :
Arteri, vena dan kapiler.
a.
Arteri
Adalah pembuluh darah yang
aliran darahnya menjauhi jantung atau saluran yang dilaluidarah yang keluar
dari insang dan menuju ke bagian-bagian tubuh. Biasanya membawa darah yang kaya
dengan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Saluran darah ini terdiri dari tiga
lapisanyaitu bagian dalam (intima), memiliki lapisan endothelium dan sub endothelium.
b.
Vena
Adalah pembuluh darah balik yang
aliran darahnya menuju ke jantung. Struktur vena samahalnya dengan arteri,
namun mempunyai dinding yang lebih tipis dan rongga yang lebih
besar dibanding arteri pada ukuran diameter yang sama. Bagian dalam dari
vena yang mengalamitekanan hidrostatik tinggi, umumnya kaya akan jaringan
elastis dan sel otot licin.
c.
Kapiler
Adalah bagian percabangan
saluran darah yang merupakan tempat terjadinya pertukaran zat(gas nutrien)
antara darah dengan jaringan/sel. Ada tiga macam kapiler darah yaitu,
kapiler kontinyu, kapiler berpori dan kapiler diskontinyu (sinusoid).
Darah berupa cairan yang
dibangunkan oleh plasma darah, sel darah dan substansi lainyang terlarut di
dalamnya.Plasma darah berupa cairan zat putih telur yang mengandung bagian
– bagian dari sel darah, mineral terlarut. Di luar pembuluh darah, darah
akan membeku disebabkanoleh kerja ensim trhombokinase yang bereaksi dengan
garam kalsium menjadi trombin yangaktif.
Ikan memiliki kadar protein
plasma berupa albumin (pengontrol tekanan osmotik),lipoprotein (pembawa lemak),
globulin (pengikat heme), ceruloplasmin (pengikat Cu), fibrinogen (bahan
pembeku darah), dan iodurophorine (sebagai yudium anorganik).
Ikan pada umumnya, vena utama
yang membawa darah kembali ke jantung ialah sepasang vena kardinalis anterior
dan posterior.Vena yang pertama, membawa darah dari bagiankepala berjalan
berdampingan dengan sepasang vena jugularis yang letaknya lebih ke tengah. Dari
ekor berjalan vena caudalis yang tunggal, kemudian bercabang dua menjadi vena
portaerenalis menuju ke ginjal.
Di dalam ginjal vena potae renalis
mempercabangkan banyak vena renalis advehentes, dan masing-masing cabang ini
pecah menjadi kapiler darah. Jaring kapiler darah ini kemudian bersatu
kembali menjadi beberapa vena renalis revehentis yang mengalir ke permukaan
tengahdari ginjal dan bermuara pada vena kardinalis posterior. Sistem peredaran
vena pada ikan teleostei volume darah yang beredar dalam tubuh ikan Teleostei
berkisar antara 1,5 ± 3 % dari bobot tubuhnya.
2.2 Ikan Mas
Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang
pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum
masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan
mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari
Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil
seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat
diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya (Wikipedia,2014).
2.2.1 Klasifikasi Ikan Mas
Ikan
mas dapat di klasifikasikan secara taksonomi (Saaniin, 1984) sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum :Chordata
Kelas :Actinopterygii
Ordo :Cypriniformes
Famili :Cyprinidae
Genu :Cyprinus
Species : Cyprinus carpio L
Kelas :Actinopterygii
Ordo :Cypriniformes
Famili :Cyprinidae
Genu :Cyprinus
Species : Cyprinus carpio L
Gambar
4. Ikan Mas, Cyprinus carpio
Sumber
: http://memancing.info.com
2.2.2 Morfologi Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Gambar 5. Morfologi Ikan Mas
Sumber : biologipedia.blogspot.com
Ikan mas
termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum, badan ikan mas
berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (Compresed) dan mulutnya
terletak di ujung tengah (terminal), dan dapat di sembulka, di bagian mulut di
hiasi dua pasang sungut dan warna badan sangat beragam ada merah, abu-abu,
kehijauan, dan ada juga yang belang. Ikan mas berbadan panjang dengan
perbandingan antara panjang total dengan tinggi badan 3 : 1 (tergantung
varitas). Bila dipotong di bagian tengah badan memilki perbandingan antara
tinggi badan dan lebar badan 3 : 2 (tergantung varitas) (Furqon, 2011).
Ikan mas
memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip
dubur, dan sirip ekor. Sirip punggung panjang terletak di bagian punggung.
Sirip dada sepasang terletak di belakang tutup insang, dengan satu jari-jari
keras, dan yang lainnya berjari-jari lemah. Sirip perut hanya satu terletak
pada perut. Sirip dubur hanya terletak di belakang dubur. Sirip ekor juga hanya
satu, terletak di belakang, dengan bentuk cagak (Omar, 2011).
Ikan Mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan
tawar yangairnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti
di pinggiran sungai atau danau. Ikan Mas dapat hidup baik di daerah dengan
ketinggian 150–600 mete
r
di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong
ikan air tawar, ikan Mas terkadang ditemukan di perairan payau atau muara
sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30% (Luthfi, 2012).
Hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik dan hanya
sebagian kecil tidak ditutupi sisik. Sisik ikan mas berukuran relatif besar dan
digolongkan ke dalam tipe sisik sikloid dengan warna yang sangat beragam Ikan
mas dapat tumbuh cepat pada suhu lingkungan berkisar antara 20-28 °C dan akan
mengalami penurunan pertumbuhan bila suhu lingkungan lebih rendah. Pertumbuhan
akan menurun dengan cepat di bawah suhu 13°C dan akan berhenti makan apabila
suhu berada di bawah 5 °C (Mones, 2008).
2.3
Hematokrit
Haemoglobin
merupakan senyawa organik yang kompleks terdiri atas 4 pigmen porfirin merah
yang mengandung atom Fe dan globulin yang merupakan protein globuler ( terdiri
atas asam 4 amino). Haemoglobin yang mengikat oksigen disebut
oksihaemoglobin (Guyton, 1976). Haemoglobin bertanggungjawab terhadap
transport oksigen dan karbondioksida dalam darah. Peningkatan kadar
haemoglobin akan diikuti oleh peningkatan kadar hematokrit (Soetrisno, 1987).
Hematokrit adalah
istilah yang menunjukan besarnya volume sel-sel eritrosit seluruhnya didalam
100 mm3 darah dan dinyatakan dalam persen (%) (Hoffbrand dan Pettit,
1987). Nilai hematokrit atau “volume sel packed” adalah suatu istilah yang
artinya prosentase berdasarkan volume dari darah, yang terdiri dari sel-sel
darah merah. Mengukur kadar hematokrit darah hewan uji digunakan tabung
mikrohematokrit yang berupa pipa kapiler berlapiskan EDTA (Etil Diamin Tetra
Acetat) yang berfungsi sebagai bahan anti pembekuan darah. Nilai hematokrit
standar adalah sekitar 45%, namun nilai ini dapat berbeda-beda tergantung
species. Nilai hematokrit biasanya dianggap sama manfaatnya dengan hitungan sel
darah merah total (Frandson, 1992).
Darah ikan tersusun atas
cairan plasma dan sel-sel darah yang terdiri dari sel-sel darah merah (eritrosit),
sel-sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit).
Volume darah dari ikan teleostey, heleostey dan chondrostei
adalah sekitar 3% dari bobot tubuh, sedangkan ikan chondrocthyes memiliki
darah sebanyak 6,6% dari berat tubuhnya (Randall, 1970 dalam Affandi,
1999).
Darah terdiri atas dua
kelompok besar yaitu sel dan plasma. Sel terdiri atas sel-sel diskret yang
mempunyai bentuk khusus dan fungsi berbeda, sedangkan komponen dari plasma
selain fibrinogen, juga terdapat ion-ion inorganik dan aneka komponen organik
untuk fungsi metabolik. Fungsi dari kedua komponen tersebut kadang-kadang
terpisah, kadang-kadang juga bergabung (Fujaya, 2004). Seperti pada hewan
bertulang belakang (vertebrata) berdarah dingin lainnya, salah satu ciri
pembeda dari darah ikan adalah adanya inti sel pada sel darah merah
(eritrosit) yang sudah matang. (Yasutake and Wales, 1983 dalam Affandi,
1999). Fungsi utama sel darah merah adalah untuk mengangkut hemoglobin yang
berperan membawa oksigen dan insang atau paru-paru ke jaringan (Fujaya
(2004).
Secara umum, sistem peredaran darah pada ikan mirip sistem
hidraulis yang terdiri atas sebuah pompa pipa, katup, dan cairan. Meskipun
jantung teleostey terdiri atas empat bagian ( atrium, ventrikel, bulbus dan
sinus venosus), namun pada kenyataannya mirip dengan satu silinder pompa piston
tunggal. Untuk menjamin aliran darah terus berlangsung, maka darah dipompa
dengan perbedaan tekanan. Tekanan jantung lebih besar dari tekanan arteri, dan
tekanan arteri lebih besar dari tekanan arterional. Akibat adanya perbedaan
tekanan tersebut maka aliran darah dapat terjadi. Sistem peredaran darah pada
ikan bersifat tunggal, artinya hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran
darah. Bermula dari jantung menuju insang untuk melakukan pertukaran gas.
Selanjutnya darah dialirkan ke dorsal aorta dan terbagi ke seganap
organ-organ tubuh melalui saluran-saluran kecil. (Fujaya, 2004).
Pada prinsipnya pengambilan darah digunakan oleh hampir semua tipe pengambilan
darah pada ikan. Hal ini memungkinkan penggunaan tabung kecil atau penggunaan cannula
untuk mengambil darah ikan yang berenang bebas dalam jangka waktu yang cukup
panjang. Sebagian contoh teknik ini dapat digunakan untuk mengikuti perubahan
dalam tingkatan hormon lebih dari beberapa minggu. Bahan-bahan penyusun darah
dapat dengan mudah dipisahkan melalui sentrifugasi darah. Sel-sel darah akan
mengendap ke dasar dan berkumpul, hal ini disebabkan karena densitas sel darah.
Dengan segera bagian atas eritrosit membentuk lapisan tipis yang disebut
lapisan buffy yang dibentuk oleh sel darah putih (Anonim, 2007).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Hematokrit pada
Ikan Mas (Cyprinus carpio)
dilaksanakan di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Gedung
Dekanat Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada hari
Kamis, 20 November 2014 Pukul 13.00 – selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang
digunakan dalam Praktikum Hematokrit pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) adalah sebagai berikut :
3.2.1 Alat
1.
Timbangan,
untuk menimbang bobot tubuh ikan uji
2. Dissecting
Kit, untuk membedah ikan uji
3. Penjepit arteri, untuk menjepit bagian saluran darah aorta ventralis
4. Pipa kapiler heparinized, untuk
memampung sampel darah segar
5. Sentrifuge
hematocrit
6.
Wax/malam lilin
untuk menyumbat salah satu ujung pipa kapiler yang
telah berisi darah segar
7.
8.
9.
7. “Hematocrit reading chart” papan pembaca nilai hematokrit (%).
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah ikan mas ukuran konsumsi (± 100 g).
3.3 Prosedur
Praktikum
Prosedur pengerjaan yang dilakukan
dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
- Setelah diambil salah satu ikan uji dari akuarium stok, ikan ditimbang lalu dicatat bobotnya
- pegang ikan uji dengan tangan kiri (kepala menghadap ke arah muka kita), tusuk bagian anterior kepala ikan dengan sonde tepat di bagian otak depan, hingga terasa ada rongga, putar sonde perlahan-lahan sehingga otaknya rusak dan ikan akan pingsan
- Bedah ikan pada bagian dekat insang dan sebagian perut bagian anterior, hingga terlihat organ jantung yang berdenyut secara teratur (exposed organ jantung dengan sinus venosus yang terlihat pucat)
- Dengan menggunakan penjepit arteri, jepit aorta ventralis lalu biarkan beberapa saat hingga sinus venosus terisi penuh oleh darah
- Putuskan dengan menggunakan guntung, lalu siapkan dan dekatkan salah satu ujung pipa kapiler sambil dibuka penjepit arteri secara perlahan-lahan dan hati-hati tampung darah dalam pipa kapiler tersebut sampai ± ¾ volumenya.
- Agar heparin yang terdapat dalam dinding sebelah dalam pipa kapiler tercampur secara homogen, maka pipa kapiler yang telah berisi darah segar tersebut digoyang dengan hati-hati ke kiri dan kanan serta diputar. Tanda bahwa darah sudah tercampur secara homogen dengan heparin, darah tidak membeku, bisa bergerak disepanjang kolom pipa kapiler.
- Tutup salah satu ujungnya dengan menacapkan secara tegak lurus pada lapisan malam lilin/wax yang telah disediakan
- Siapkan sentrifuge hematokrit, lalu letakkan secara seimbang antara masing-masing ppa kapiler (jangan terbalik meletakkan ujung pipa kapiler yang bertutup)
- Sentrifuge selama 4 menit pada kecepatan 12.000 rpm
- Setelah selesai disentrifuge, letakkan pipa kapiler yang sudah terbagi dua bagian besar darah tersebut (plasma dan sel darah) pada “ Hematocrit Reading Chart” lalu sesuaikan ketinggian plasma sebagai batas atas dan dasar sel darah sebagai batas bawah, lalu tentukan dan baca nilai hematokrit pada batas atas dari sel darah (dalam %)
- Setelah selesai dibaca, kumpulkan pipa kapiler bekas tersebut dalam wadah terpisah agar tidak membahayakan, serahkan kepada laboran agar bisa dibuang pada tempat yang semestinya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pengamatan Kelompok
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kelompok
Kelompok
|
Bobot Ikan
(gram)
|
Nilai Hematokrit
(%)
|
19 dan 20
|
97
|
44
|
4.1.2 Hasil Pengamatan Kelas
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kelas
Kelompok
|
Bobot Ikan
(gram)
|
Nilai Hematokrit
(%)
|
1
dan 2
|
98.13
|
33
|
3
dan 4
|
105.56
|
Gagal
|
5
dan 6
|
100.35
|
Gagal
|
7
dan 8
|
106.55
|
48
|
9
dan 10
|
-
|
22
|
11
dan 12
|
99.90
|
27
|
13
dan 14
|
100.44
|
40
|
15
dan 16
|
96.94
|
33
|
17
dan 18
|
107
|
33
|
19
dan 20
|
97
|
44
|
21
dan 22
|
71
|
34
|
23
dan 24
|
96
|
47
|
4.2
4.2 Pembahasan
4.2.1
Pembahasan
Kelompok
Praktikum kali ini yaitu mengenai nilai hematokrit pada ikan mas.
Pengamatan dilakukan dengan mengambil sampel darah segar dari ikan. Pertama
ikan uji ditimbang terlebih dahulu menggunakan timbangan analitik, kemudian
ikan uji dibedah menggunakan dissecting
kit, pembedahan dilakukan dibagian belakang insang namun tidak samapai ke anus.
Pembedahan dilakukan untuk mengambil jantung dan sinus venosus ikan. Setelah
dibedah kemudian arteri dijepit menggunakan penjepit arteri hingga sinus
venosus dipenuhi oleh darah, setelah itu arteri digunting dan aliran darah yang
keluar dialirkan masuk ke pipa kapiler heparinized, kemudian pipa digerakan ke
kanan kiri agar darah dan heparin yang terdapat dalam pipa dapat bercampur
secara homogen sehingga darah tidak mengalami penggumpalan setelah itu tutup
salah satu lubang dengan menacapkan
secara tegak lurus pada lapisan malam lilin/wax yang telah disediakan, Siapkan sentrifuge hematokrit, lalu
letakkan secara seimbang antara masing-masing pipa kapiler. Sampel diseentrifugasi selama 4 menit pada kecepatan 12.000 rpm.
Setelah selesai disentrifugasi, pipa kapiler yang sudah
terpisah antara plasma dan sel darah tersebut diletakan pada Hematocrit Reading Chart lalu
disesuaikan dengan ketinggian plasma sebagai batas atas dan sel darah merah
sebagao batas bawah, sehingga dapat diketahui nilai hematokrit pada batas atas
dari sel darah merah.
Dari hasil
pengamatan didapatkan bahwa nilai hematokrit yang kelompok kami (19 dan 20)
dapatkan yaitu 22 % dengan bobot ikan 97 gram. Hematokrit merupakan persentase
volume eritrosit (sel darah merah) dalam darah ikan. Hasil pemeriksaan terhadap
hematokrit dapat dijadikan sebagai salah satu patokan untuk menentukan keadaan
kesehatan ikan, nilai hematokrit kurang dari 22% menunjukkan terjadinya anemia.
Kadar hematokrit ini bervariasi tergantung pada faktor nutrisi, umur ikan,
jenis kelamin, ukuran tubuh dan masa pemijahan (Kuswardani, 2006). Jika dengan
menggunakan patokan ini maka ikan yang kami bedah merupakan ikan yang tergolong
sehat. )”.
4.2.2 Pembahasan
Kelas
Grafik
1. Hasil Pengamatan Kelas
Dari
hasil pengamatan kelas dapat diketahui bahwa kelompok 1 dan 2 dengan bobot ikan
98.13 gram memiliki nilai hematokrit sebesar 33 %. kelompok 3 dan 4 dengan
bobot ikan 105.56 gram tidak berhasil mendapatkan nilai hematokrit dikarenakan
pipa kapiler pecah ketika di sentrifugasi begitupula dengan kelompok 5 dan 6
dengan bobot ikan 100.35 gram tidak berhasil mendapatkan nilai hematokrit.
Kelompok 7 dan 8 dengan bobot ikan 106.55 gram mendapatkan nilai hematokrit
sebesar 48 %. Kelompok 9 dan 10 bobot ikan tidak diketahui mendapat nilai
hematokrit sebesar 22 %. Kelompok 11 dan 12 dengan bobot ikan 99.9 gram
mendapat nilai hematorkit sebesar 27 %. Kelompok 13 dan 14 dengan bobot ikan
100.44 gram mendapat nilai hematorkit sebesar 40 %. Kelompok 15 dan 16 dengan bobot
ikan 96.94 gram mendapat nilai hematorkit sebesar 33 %. Kelompok 17 dan 18
dengan bobot ikan 107 gram mendapat nilai hematorkit sebesar 33 %. Kelompok 19
dan 20 dengan bobot ikan 97 gram mendapat nilai hematorkit sebesar 44 %.
Kelompok 21 dan 22 dengan bobot ikan 71
gram mendapat nilai hematorkit sebesar 34 %. Dan terakhir kelompok 23
dan 24 dengan bobot ikan 96 gram mendapat nilai hematorkit sebesar 47 %.
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa nilai hematokrit
ikan mas (Cyprinus carpio) berada pada
kisaran 22-47 % yang berarti kandungan eritrosit yang berada pada plasma darah
ikan mas sebesar 22-47 % dari keseluruhan plasma sel, dan ikan dapat dikatakan
sehat. Dari hasil diatas pula dapat diketahui bahwa nilai hematokrit tidak
hanya dipengaruhi oleh bobot ikan saja namun juga dipengaruhi oleh faktor lain
seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa “Kadar hematokrit ini bervariasi tergantung pada
faktor nutrisi, umur ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh dan masa pemijahan
(Kuswardani, 2006).
Dari suatu penelitian dapat diketahui bahwa nilai hematokrit selain bisa
digunakan sebagai indikator tingkat keparahan suatu
penyakit (Bastiawan, dkk., 2001), juga dapat digunakan sebagai respon fisiologis ikan
dalam menjaga kondisi homeostatis tubuhnya (Farida,2010).
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1.
Hematokrit adalah
istilah yang menunjukan besarnya volume sel-sel eritrosit seluruhnya didalam
100 mm3 darah dan dinyatakan dalam persen (%)
2.
Nilai hematokrit
bervariasi tergantung pada faktor nutrisi, umur ikan, jenis kelamin, ukuran
tubuh dan masa pemijahan
3. Dari suatu penelitian dapat diketahui bahwa nilai
hematokrit selain bisa digunakan sebagai indikator tingkat
keparahan suatu penyakit juga dapat
digunakan sebagai respon fisiologis ikan dalam menjaga kondisi homeostatis
tubuhnya
5.2 Saran
Untuk
pengamatan lebih lanjut diharapkan praktikan memahami lebih dahulu mengenai
materi yang akan dipraktikumkan, juga memahami langkah-langkah yang akan
dilakukan agar tercapai tujuan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010. Hematokrit
diakses 19
November 2014 Pukul 11.12 WIB
Ramli.2011.Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air (Hematologi)
reymhondzha.blogspot.com/2011/07/laporan-praktikum-fisiologi-hewan-air.html
diakses 19 November 2014 Pukul 11.10 WIB
Tanri.2013.Sistem Peredaran Darah pada Ikan
http://www.biologi-sel.com/2013/05/sistem-peredaran-darah-pada-ikan.html diakses 19
November 2014 Pukul 11.14 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar